Wamenparekraf: Investasi Teknologi Penting untuk Mengelola Krisis Sektor Parekraf
Angela Tanoesoedibjo menekankan pentingnya investasi di bidang teknologi dalam mengelola krisis di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Angela Tanoesoedibjo menekankan pentingnya investasi di bidang teknologi dalam mengelola krisis di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Disampaikan Angela saat menghadiri acara “UNWTO Ministerial Roundtable on Tourism Resilience through Innovation and Digitalization in Asia and the Pacific” di CROSSROADS Maldives.
Angela mengatakan ketika berbicara mengenai krisis di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, semua perlu memahami konteks dari krisis itu sendiri, karena jenis krisis beragam.
Baca juga: Pembatalan Tarif Rp 750 Ribu Naik ke Atas Candi Borobudur, Ini Kata Menparekraf Sandiaga Uno
Mulai dari krisis alam, buatan manusia, ekonomi, politik, terorisme, hingga perubahan iklim.
Ia menambahkan, dampak dan risiko krisis ini dapat mengganggu jalannya kegiatan pariwisata dan bahkan membuat industri Parekraf mundur selama beberapa tahun.
"Jadi ketika kita berbicara tentang teknologi apa yang harus kita investasikan untuk meningkatkan ketahanan pariwisata, saya percaya kita harus mulai berinvestasi dalam pencegahan krisis,” ujar Angela dalam keterangannya, Rabu (15/6/2022).
Baca juga: Wamenparekraf Minta Pemerintah Daerah Memperhatikan Pencegahan dan Perlindungan dari Potensi Bencana
Investasi di bidang teknologi ini dapat berupa sistem peringatan dini terhadap krisis alam di destinasi wisata dan sentra ekonomi kreatif. Selain itu juga perlu adanya pembangunan infrastruktur yang kokoh dan kuat guna mengantisipasi potensi bahaya.
“Tentu saja, teknologi platform komunikasi terintegrasi untuk dapat menyebarluaskan informasi secara efektif dalam menghadapi keadaan darurat,” ujar Angela.
Dalam menghadapi krisis perubahan iklim, Angela menjelaskan Kemenparekraf telah bekerja sama dengan pelaku industri untuk memperkenalkan teknologi baru yakni aplikasi carbon footprint calculator dan offsetting untuk para wisatawan guna mewujudkan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan.
Program carbon footprint calculator (CFPC) merupakan upaya Kemenparekraf dalam melakukan pengimbangan nilai emisi yang telah dihasilkan, dengan menyerap jejak karbon demi membantu mencegah dampak buruknya pada iklim.
"Sehingga traveler bisa memilih untuk bepergian dengan lebih bertanggung jawab saat berkunjung ke Indonesia. Kami juga melakukan investasi teknologi lainnya untuk mengurangi penyebab bencana, seperti energi bersih, transportasi hijau, ekowisata, dan pengelolaan sampah," imbuh Angela.
Satu di antara solusi untuk keluar dari krisis tersebut dengan mengandalkan digitalisasi yang berkembang sangat pesat di tengah pandemi. Dan pelaku usaha mau tidak mau harus mampu memanfaat peluang ini.
“Hingga saat ini, kami telah berhasil melakukan on boarding 18,5 juta pelaku UMKM ke platform digital. Sehingga mereka dapat memperluas pasar mereka secara lokal, nasional, dan internasional," ucap Angela.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.