Rusia Siapkan 377 Juta Dolar untuk Katrol Industri Otomotif yang Penjualannya Ambles
Penjualan kendaraan di Rusia merosot, menyentuh rekor 83,5 persen pada Mei 2022 akibat gangguan logistik dan sanksi Barat.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, LONDON – Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan segera membuat langkah-langkah baru untuk mendukung bangkitnya industri otomotif Rusia yang penjualannya merosot tajam akibat sanksi berat ke Rusia belakangan ini.
Data Asosiasi Bisnis Eropa (AEB) menunjukkan, penjualan kendaraan di Rusia merosot, menyentuh rekor 83,5 persen pada Mei 2022 akibat gangguan logistik dan sanksi Barat.
"Saya ingin meminta pemerintah untuk memberi tahu kami secara rinci tindakan cepat apa yang diambil untuk mendukung industri otomotif dan menstabilkan pasar internal," kata Vladimir Putin.
Putin juga menambahkan, pemerintahannya harus membuat rencana terbaru sebelum 1 September mendatang.
Menteri Perindustrian dan Perdagangan Rusia, Denis Manturov mengatakan, Moskow akan mengalokasikan 20,7 miliar rubel atau sekitar 377 juta dolar AS tahun ini untuk mendukung industri mobil dalam negeri.
Baca juga: Imbas Invasi Rusia, Sektor Pertanian Ukraina Merugi Hingga 4,3 Miliar Dolar AS
Dikutip dari Reuters, Jumat (17/6/2022) Sekitar 10,2 miliar rubel akan dihabiskan untuk melanjutkan pinjaman mobil dengan sisanya dibagi antara dukungan untuk tarif sewa preferensial serta diskon untuk kendaraan bertenaga listrik dan bensin.
Badan statistik Rusia Rosstat mengatakan, harga mobil telah melonjak hampir 50 persen sejak awal tahun.
Baca juga: Gazprom Rusia Potong Aliran Gas di Nord Stream 1, Jerman Sebut Harga Bahan Bakar Bisa Naik
Dalam beberapa pekan terakhir, serangkaian pejabat telah memperingatkan tentang kemungkinan penurunan permintaan yang dapat menonjolkan krisis ekonomi, yang sudah diperkirakan akan menjadi yang terburuk dalam setidaknya dua dekade.
Meskipun ada dorongan substitusi impor yang terkenal, industri otomotif Rusia tetap sangat bergantung pada investasi dan peralatan asing.
Produsen mobil terbesar di Rusia, Lada Avtovaz, menghentikan produksi selama lebih dari dua bulan dengan alasan kekurangan suku cadang elektronik.
Sementara itu, Renault telah mencapai kesepakatan pada bulan Mei untuk menjual saham mayoritasnya di Avtovaz ke sebuah lembaga sains Rusia.