Pekan Depan, Laju Rupiah Diprediksi Masih Akan Tertekan
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada pekan depan diprediksi masih akan tertekan, seiring kuatnya sentimen negatif dari eksternal.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada pekan depan diprediksi masih akan tertekan, seiring kuatnya sentimen negatif dari eksternal.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, pada perdagangan sore kemarin, rupiah kembali melemah 57 poin walaupun sebelumnya sempat menguat 70 point di level Rp 14.824 dari penutupan sebelumnya di level Rp14.767 per dolar AS.
"Untuk perdagangan Senin depan, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif, namun ditutup melemah di rentang Rp 14.810 sampai Rp 14.880 per dolar AS," kata Ibrahim, Sabtu (18/6/2022).
Baca juga: Melemah, Rupiah di Atas Rp 14.800 per Dolar AS Pada Jumat Pagi
Ia menjelaskan, penguatan dolar AS masih berasal dari sentimen kenaikan suku bunga The Fed 75 basis poin dan menetapkan jalur untuk kenaikan suku bunga yang jauh lebih curam.
"Bank sentral sekarang memperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 1,5 persen lagi, atau 150 basis poin, menjadi sekitar 3,4 persen pada akhir tahun. Itu jauh lebih curam daripada proyeksi Fed sebelumnya di Maret, ketika suku bunga bergerak ke sekitar 1,9 persen pada akhir tahun," paparnya.
Menurutnya, Indonesia dengan fundamental ekonomi yang cukup bagus, ditopang komoditas yang melimpah dan harga terus melonjak membuat ekonomi bisa menahan gejolak eksternal.
"Sehingga inflasi di Indonesia juga relatif stabil yang kemungkinan di tahun 2022 antara 2 persen sampai 4 persen," ucapnya.
Baca juga: The Fed Naikkan Suku Bunga, Ini Imbasnya pada Minyak Dunia hingga Rupiah
Selain itu, kata Ibrahim, ramainya bank sentral global menaikan suku bunga acuan, Bank Indonesia dalam pertemuan pada Juni 2022 kemungkinan masih akan mempertahankan suku bunga di 3,5 persen.
"Ini merupakan prestasi tersendiri bagi Bank Indonesia di mata dunia," ucapnya.