Prediksi Perkembangan IHSG di Tengah Rencana Rapat Dewan Gubernur BI Pekan Depan
Raditya memprediksi IHSG akan bergerak dengan support 6.890-6.900. Resistance IHSG berada di level 6.950-6.980, 7.000, dan 7.138.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di lantai busra pekan depan dibayangi sentimen pasar atas Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) yang akan diselenggarakan BI pada Rabu (22/6/2022) dan Kamis (23/6/2022).
Analis Fundamental B-Trade Raditya Krisna Pradana melihat, inflasi tahunan Indonesia pada bulan Mei 2022 berada pada level 3,55 persen, meningkat dari bulan April 2022 yang berada pada level 3,47 persen.
Walaupun meningkat, inflasi masih terkontrol karena masih berada dalam batas yang ditentukan oleh Bank Indonesia.
Berdasarkan hal tersebut, diperkirakan BI masih akan menahan suku bunga di level 3,5 persen.
Pihaknya berpegangan pada pernyataan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo yang mengatakan bahwa BI baru akan menaikkan suku bunga ketika inflasi tahunan Indonesia sudah melebihi batas yang ditentukan oleh Bank Indonesia.
"Karena inflasi tahunan Mei 2022 masih dalam batas yang ditentukan sehingga kami memproyeksikan BI masih akan menahan suku bunga dan baru akan menaikkan suku bunga pada semester II tahun ini," ujar Reditya kepada Kontan.co.id, Sabtu (19/6/2022).
Meski begitu, berdasarkan prediksi trading economics, RDG BI bulan ini akan menaikkan suku bunga sebesar 25 bps. Alasan yang mendasari adalah inflasi global (Amerika Serikat, Eropa, Inggris) saat ini yang sangat tinggi.
Dengan demikian, Raditya tidak menutup kemungkinan suku bunga akan naik. Pihaknya memproyeksikan kenaikan suku bunga dari RDG BI dengan probabilitas 30 % sedangkan untuk suku bunga tetap dia memasang probabilitas 70 persen.
Baca juga: 10 Indeks Sektoral Memerah, IHSG Terperosok 1,61 Persen ke 6.936
Jika suku bunga tetap pada level 3,5 % maka diperkirakan tidak akan banyak memberikan pengaruh pada IHSG. Sementara, jika suku bunga naik dirinya menyiapkan dua skenario.
Pertama, suku bunga naik secara smooth. Skenario ini terjadi apabila peningkatan inflasi tidak signifikan. Apabila skenario ini yang berjalan juga tidak akan terlalu mempengaruhi IHSG.
Baca juga: Investor Pertimbangkan Kekhawatiran Resesi, Saham Nikkei 225 Jepang Turun Mendekati 2 Persen
Kedua, suku bunga naik secara signifikan. Skenario ini terjadi apabila peningkatan inflasi yang terjadi sangat signifikan. Apabila skenario ini yang berjalan, maka akan sangat mempengaruhi IHSG atau menjadi katalis negatif.
"Kemungkinan dapat menyebabkan outflow," imbuh dia.
Dengan demikian, Raditya memprediksi IHSG akan bergerak dengan support 6.890-6.900. Resistance IHSG berada di level 6.950-6.980, 7.000, dan 7.138.
Baca juga: Saham-saham di Bursa Wall Street Tumbang karena Naiknya Kekhawatiran Atas Resesi
Dengan adanya potensi kenaikan suku bunga, Raditya menyarankan investor melirik saham-saham perbankan lantaran suku bunga kredit dan simpanan meningkat dan banyak investor yang memilih deposito untuk instrumen investasi. Sehingga, hal tersebut berpotensi meningkatkan pendapatan dan laba bersih emiten perbankan.
Di sisi lain, secara teknikal IDX Financial berpotensi membentuk pattern double bottom setelah penurunan signifikan beberapa waktu terakhir. Target double bottom menguji resistance terdekat di 1.539, selain itu masih ada gap di area 1.555.
"Batasi kerugian apabila IDX Financial breakdown level 1.446," ujarnya.
Laporan Reporter Sugeng Adji Soenarso | Sumber: Kontan