Pasokan Gas Seret Bikin Pusing Belanda, Tiru Jerman Hidupkan Pembangkit Batubara
Belanda memutuskan beralih menggunakan energi batubara untuk memasok kebutuhan energi di dalam negeri karena krisis pasokan gas.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, AMSTERDAM – Pemerintah Belanda memutuskan bergabung dengan Jerman dan Austria untuk beralih menggunakan energi batubara untuk memasok kebutuhan energi di dalam negeri, karena terbatasnya pasokan gas dari Rusia akibat sanksi Uni Eropa.
Belanda mengalami tekanan keras berupa ancaman krisis energi akibat pembatasan pasokan gas yang dilakukan Rusia sekaligus aksi balasn Rusia atas sanksi Barat terhadap negara itu atas invasinya ke Ukraina.
Dengan keputusan tersebut, Pemerintah Belanda akan mencabut semua aturan pembatasan terkait penggunaan ataupun produksi listrik yang menggunakan bahan bakar fosil, selama dua tahun kedepan terhitung dari 2022 hingga 2024 mendatang.
"Kabinet telah memutuskan untuk segera mencabut pembatasan produksi pembangkit listrik tenaga batu bara dari tahun 2002 hingga 2024," kata menteri iklim dan energi Belanda, Rob Jetten kepada wartawan di Den Haag.
Dilansir dari Channel News Asia sebelum Belanda memutuskan beralih menggunakan listrik tenaga batubara, negeri kincir angin ini biasanya memasok kebutuhan energinya dari Rusia sebanyak 15 persen atau sekitar enam miliar meter kubik per tahun.
Meski jumlah kebutuhan pasokan gas Belanda lebih kecil jika dibandingkan dengan kebutuhan rata-rata UE yang biasa mengimpor gas Rusia sebanyak 40 persen, tetapi dengan adanya impor dari Rusia tersebut membuat Belanda menjadi ketergantungan akan produk energi dari Rusia.
Baca juga: Jerman Pesan 6 Juta Ton Batubara dari Indonesia
Bahkan berkat pasokan tersebut, Belanda dapat memangkas sepertiga dari penggunaan bahan bakar fosil, hal ini dimaksudkan demi menjadikan Belanda sebagai negara nol CO2.
“Ini jelas menyakitkan tapi sangat penting untuk mengurangi konsumsi gas pada saat ini. Jika kita tidak melakukannya maka pasokan tidak akan cukup hingga akhir tahun dan menuju musim dingin,” tutur Habeck, seperti dikutip Reuters.
Baca juga: Pasokan Gas dari Rusia Berkurang, Jerman Beralih ke Batu Bara
Langkah yang dilakukan Belanda juga sejalan dengan Jerman dan Austria yang saat ini tengah bersiap menghidupkan pembangkit listrik batu bara, dengan tujuan untuk menambah tambahan kapasitas listrik sebesar 10 Gigawatt (GW).
Selain melakukan peralihan energi, untuk mensukseskan rencana ini nantinya pemerintah akan menghimbau kepada pelaku bisnis, untuk menghemat energi sebanyak mungkin menjelang musim dingin pada November mendatang.