Penyebab Penggunaan Rokok Elektrik Dikalangan Gen Z Naik 10 Kali Lipat
Penggunaan rokok elektrik dikalangan Gen Z naik 10 kali lipat padahal mengandung nikotin, zat kimia, serta perasa/flavour juga bersifat toxic/racun.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Arif Fajar Nasucha
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bagi generasi Z atau mereka yang lahir di rentang tahun 1997-2012, vaping atau rokok elektrik sudah menjadi bagian gaya hidup.
Dari hasil survei Global Adult Tobacco Survey (GATS) Kemenkes tahun 2021 menunjukkan prevalensi perokok elektrik naik dari 0.3 persen (2011) menjadi 3 persen (2021) atau naik 10 kali lipat.
Hal ini menunjukan perokok muda terus meningkat disertai kemunculan berbagai industri rokok elektrik.
Di kota-kota besar, angka perokok eletrik naik tajam. Ada empat alasan, gen Z memilih rokok elektrik daripada rokok konvensional.
Pertama, rokok elektrik tanpa kandungan TAR.
Baca juga: Otoritas Bandara Arab Saudi Kontrol Ketat, Bongkar Koper Jemaah Haji Isi Rokok dan Jamu
Dengan alasan itu, gen Z beranggapan rokok elektrik lebih aman dari sisi kesehatan ketimbang rokok kovensional.
Biasanya pengguna vape menyakini, nikotin pada rokok elektrik cenderung lebih aman bagi kesehatan ketimbang rokok konvensional.
Padahal faktanya kandungan yang terdapat dalam rokok elektrik antara lain nikotin, zat kimia, serta perasa/flavour juga bersifat toxic/racun.
Jika dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama, zat-zat ini bisa menyebabkan masalah kesehatan serius di masa depan seperti penyakit kardiovaskular, kanker, paru-paru, tuberkulosis, dan lainnya.
Baca juga: Kepala BKKBN Ingatkan Bahaya Miras dan Rokok bagi Kesuburan Pria
Kedua, Rasanya Manis dan Kekinian.
Di sisi lain, rokok elektrik lebih cocok untuk remaja karena punya banyak pilihan rasa.
Vape tampil lebih kekinian dengan pilihan rasa yang unik misalnya wangi buah hingga kue.
Karena itulah, pengguna vape merasa tampil lebih keren karena menggunakan rokok elektrik, karena harus menggunakan device dengan penampilan yang modern.
Ketiga, rokok elektrik dinilai lebih ramah lingkungan dan tak meninggalkan bau.
Gen Z menilai vape lebih ramah lingkungan dan aman untuk orang sekitar. Aroma yang dihasilkan jauh lebih bisa diterima ketimbang aroma rokok.
Keempat, berinovasi dengan rasa dan tampilan.
Vape yang menjadi gaya hidup gen z di kota besar Indonesia mempengaruhi industri untuk berlomba-lomba menciptakan rasa dan tampilan daripada rokok elektrik.
Puf Sains Lab meluncurkan ‘Super Critical CO2 Extraction’ yang berfungsi untuk mengekstrasi dan memisahkan organochloride pesticide atau senyawa kimia yang digunakan petani untuk membasmi hama.
Dengan begitu, diklaim dapat menghasilkan nikotin murni yang lebih aman bagi kesehatan.
Di sisi lain, Puf Sains Lab juga merilis produk nikotin dengan jenama FB99+ (Freebase99+) yang mempunyai sensasi terasa halus dan ringan di tenggorokan dengan varian creamy hingga fruity.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.