Warga Uni Eropa Bersiap Hidup Tanpa Pasokan Gas Rusia dan Lonjakan Inflasi
Uni Eropa menuduh Rusia sengaja menekan negara-negara Barat lewat pengurangan pasokan bahan bakar seperti yang dialami Jerman.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
![Warga Uni Eropa Bersiap Hidup Tanpa Pasokan Gas Rusia dan Lonjakan Inflasi](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/bendera-uni-eropa1.jpg)
Spanyol dan Portugas telah membatasi harga gas di pasar listrik lokal mereka bulan ini, namun negara lain memperingatkan pembatasan harga akan mengganggu pasar energi dan menguras kas negara lebih jauh.
Musim dingin yang sulit
Para pemimpin UE menyalahkan tingginya harga energi dan pertumbuhan ekonomi global yang merosot pada saat perang dimulai empat bulan yang lalu.
"Gagasan energi murah hilang dan gagasan energi Rusia pada dasarnya hilang dan kita semua dalam proses mengamankan sumber alternatif. Pemerintah harus mendukung bagian masyarakat yang paling menderita," kata Perdana Menteri Latvia, Krisjanis Karins.
Menyusul sanksi Barat yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang dijatuhhkan setelah Rusia menginvasi Ukraina, namun sejauh ini banyak negara Eropa terpukul oleh pemotongan aliran gas dari Rusia.
"Hanya masalah waktu sebelum Rusia menutup semua pengiriman gas," kata seorang pejabat Uni Eropa menjelang pertemuan pada Jumat kemarin.
Menteri Ekonomi Jerman, Robert Habeck memperingatkan negaranya akan kekurangan pasokan gas, jika Rusia terus mengirimkan pasokan gasnya dengan volume yang rendah seperti sekarang, yang berpotensi dapat menghentikan operasi beberapa industri di musim dingin mendatang.
"Perusahaan harus menghentikan produksi, memberhentikan pekerja mereka, rantai pasokan akan runtuh, orang akan berhutang untuk membayar tagihan pemanas mereka," katanya.
Sebelum perang dimulai, Uni Eropa mengandalkan sebanyak 40 persen gas Rusia untuk memenuhi kebutuhan gasnya, meninggalkan celah besar yang harus diisi, di saat pasokan di pasar gas global yang sudah ketat.
Inflasi di 19 negara Eropa yang berbagi mata uang euro, telah mencapai level tertinggi sepanjang masa di atas 8 persen.
Ketua Eurogroup, Paschal Donohoe memperingatkan UE harus mengakui risiko dari inflasi yang sedang terjadi saat ini. Sementara Perdana Menteri Belgia, Alexander De Croo memperingatkan potensi musim dingin yang sulit di Eropa ada di depan mata.
"Jika kita tidak memperhatikan maka seluruh ekonomi Uni Eropa akan masuk ke dalam resesi dengan segala konsekuensinya," kata Alexander De Croo.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.