Minyak Impor Tidak Jelas Kapan Tiba, Serikat Pekerjan Non-Aktifkan Kilang di Sri Lanka
Serikat Pekerja di Kilang Minyak Sapugaskanda Sri Lanka mulai menonaktifkan kilang karena tidak pastinya jadwal kedatangan minyak impor ke negaranya.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, COLOMBO - Serikat Pekerja di Kilang Minyak Sapugaskanda Sri Lanka mulai menonaktifkan kilang karena tidak pastinya jadwal kedatangan minyak impor ke negara tersebut.
Dikutip dari Dailynews.lk, Senin (27/6/2022), anggota serikat pekerja telah menerima instruksi menonaktifkan kilang karena ada ketidakpastian terkait kedatangan kapal minyak mentah yang diperkirakan mencapai negara itu pada 29 Juni mendatang.
"Kilang dapat berfungsi pada kapasitas minimum dengan menggunakan cadangan yang ada, jika kapal minyak mentah tiba pada 28 Juni. Namun, keputusan telah diambil untuk menonaktifkan kilang, karena ketidakpastian tanggal kedatangan kapal minyak mentah," kata serikat pekerja itu.
Kilang tersebut telah dinonaktifkan sebanyak 4 kali selama 8 bulan terakhir.
Sebelumnya, Serikat Pekerja Samagi United Trade Union Force (SUTUF) dan juru bicaranya, Ananda Palitha menegaskan tidak ada solar atau bensin yang yang akan tiba di Sri Lanka.
Sebelumnya, Menteri Tenaga dan Energi negara itu, Kanchana Wijesekera mengklaim bahwa pengiriman kargo yang mengangkut 40.000 metrik ton (MT) Petrol 92 yang dijadwalkan tiba Kamis, tertunda kedatangannya.
Palitha menegaskan, tidak ada pengiriman solar yang tiba pada Jumat kemarin. Dia memastikan pengiriman minyak mentah yang dijadwalkan diterima pada Selasa mendatang pun juga tidak akan masuk ke negara itu.
Baca juga: Krisis Bahan Bakar di Sri Lanka Makin Parah, Pemerintah Berlakukan Sistem Token untuk Pembelian BBM
"Kegiatan di Kilang Sapugaskanda harus dihentikan mulai hari ini, karena stok minyak mentah yang menipis," kata Palitha.
Dia kembali menegaskan bahwa tidak ada pengiriman bahan bakar yang dijadwalkan tiba di negara itu pada pekan ini, karena tidak ada pembayaran yang dilakukan untuk pengiriman apapun.
Baca juga: Krisis Energi, Sri Lanka Kirim Perwakilannya untuk Cari Diskon Minyak Mentah ke Rusia
"Kementerian Tenaga dan Energi harus mengambil tindakan untuk mendistribusikan sisa stok BBM kepada masyarakat. Penyimpanan BPK bahkan tidak memiliki 25.000 MT solar dan 1.500 MT bensin," tegas Palitha.
Menteri Tenaga dan Energi Kanchana Wijesekera sebelumnya mengatakan, kargo BBM yang membawa 40.000 MT Bensin 92 yang dijadwalkan tiba dini hari kemarin tertunda sehari.