Di Rapat Banggar, Sri Mulyani Ungkap Risiko Baru Outlook Ekonomi RI dan Dunia
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, pemulihan ekonomi yang berjalan sekarang ini dengan baiknya pelaksanaan dan penanganan Covid-19
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, pemulihan ekonomi yang berjalan sekarang ini dengan baiknya pelaksanaan dan penanganan Covid-19, semakin memberikan optimisme terhadap kepercayaan diri masyarakat untuk beraktivitas.
Namun, pemerintah melihat adanya downside risk atau risiko baru, yang bisa membebani dan membayangi outlook dari ekonomi nasional maupun dunia.
"Terutama berhubungan dengan geopolitik, yaitu berlangsungnya perang, menimbulkan spill over terhadap kenaikan harga-harga komoditas. Terutama, pangan dan juga energi, termasuk pupuk," ujarnya dalam rapat kerja dengan Banggar DPR RI, Jumat (1/7/2022).
Baca juga: Menkeu Sri Mulyani: Gaji Ke-13 PNS Cair Awal Juli 2022, Plus 50 Persen Tunjangan Kinerja
Kemudian disrupsi dari sisi suplai dinilai sangat serius terjadi karena berbagai hal, termasuk geopolitik, dan juga dari sisi pasar tenaga kerja atau labor market.
"Ini menimbulkan tekanan inflasi dan oleh karena itu, Bank Sentral sekarang menjadi sumber dan juga resources player, yang akan sangat menentukan di dalam menstabilkan dari sisi harga," kata Sri Mulyani.
Eks direktur pelaksana Bank Dunia tersebut menambahkan, dengan kenaikan inflasi, maka respons yang sangat perlu adalah dari kebijakan moneter dan fiskal.
Baca juga: Sri Mulyani: Besaran Gaji ke-13 PNS 2022 Ada Tambahan 50 Persen Tunjangan Kinerja
"Namun, kita juga memahami bahwa inflasi ini walaupun sebagian sangat besar adalah karena adanya sisi suplai yang terdisrupsi, juga karena demand side (sisi permintaan) dengan pemulihan ekonomi memberikan kontribusi. Jadi, kita juga harus seimbang untuk mengelolanya pada hari ini dan ke depan," pungkasnya.