Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Tarif Listrik Naik, Sri Mulyani Sebut Dampaknya Tidak Signifikan Terhadap Inflasi

Menurut Sri Mulyani, karena tarif listrik yang naik untuk golongan tertentu saja, maka dampaknya tidak begitu signifikan ke inflasi.

Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Tarif Listrik Naik, Sri Mulyani Sebut Dampaknya Tidak Signifikan Terhadap Inflasi
Tribunnews/Vincentius Jyestha
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Sri Mulyani mengatakan, kenaikan harga pangan dan energi harus disikapi dengan hati-hati sekali, termasuk penyesuaian tarif listrik golongan 3.500 VA ke atas mulai Juli 2022. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, kenaikan harga pangan dan energi harus disikapi dengan hati-hati sekali, termasuk penyesuaian tarif listrik golongan 3.500 VA ke atas mulai Juli 2022.

Menurut Sri Mulyani, karena tarif listrik yang naik untuk golongan tertentu saja, maka dampaknya tidak begitu signifikan ke inflasi.

"Ya, kalau lihat dari segmennya menurut kita tidak. Kita tetap masih bisa di dalam range yang tadi 3,5 persen hingga 4,5 persen," ujarnya usai rapat kerja dengan Banggar DPR RI, Jumat (1/7/2022).

Baca juga: Di Rapat Banggar, Sri Mulyani Ungkap Risiko Baru Outlook Ekonomi RI dan Dunia 

Karena itu, pemerintah akan terus mencoba gunakan instrumennya, untuk bisa menjaga inflasi tetap pada level yang tidak menggerus signifikan daya beli masyarakat.

"Makanya, kita akan selektif menggunakan APBN itu, kalau ada yang memang dibutuhkan stabilisasinya dalam bentuk subsidi kita lakukan. Namun, juga harus mencoba untuk tetap tepat sasaran, dan adil dari subsidi," kata Sri Mulyani.

Khusus untuk listrik, dia menambahkan, tarif untuk golongan listrik yang kelompok tidak mampu 450 VA hingga 900 VA tetap dijaga.

Baca juga: Sri Mulyani Ungkap Realisasi APBN Surplus Rp 73,6 Triliun di Semester I 2022

Berita Rekomendasi

"Sementara untuk yang kelompok relatif memiliki daya beli, akan ada adjustment atau penyesuaian. Ini semuanya dilakukan dengan keseimbangan dan diukur hati-hati, sehingga masyarakat yang relatif kurang memiliki daya beli masih tetap mampu," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas