Rupiah Berisiko ke Rp 15.500, Ekonom: BI Mau Tahan Suku Bunga Sampai Agustus?
Bhima Yudhistira memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) secara psikologis berisiko melemah ke 15.500
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) secara psikologis berisiko melemah ke 15.500 dalam waktu dekat.
Menurutnya, kondisi pelemahan mata uang Garuda yang sedang terjadi sekarang tidak lepas dari kebijakan Bank Indonesia (BI) masih tahan suku bunga, di saat Bank Sentral AS atau The Fed sudah naikkan suku bunga 75 basis poin di Juni 2022.
"Tekanan akan terus berlanjut dan tergantung dari respons kebijakan moneter. Apa BI masih mau tahan suku bunga sampai Agustus?" ujarnya melalui pesan singkat kepada Tribunnews.com, Senin (4/7/2022).
Baca juga: Terpuruk, Kemungkinan Rupiah Tembus Rp 15.000 per Dolar AS Kian Terbuka Lebar
Bhima menjelaskan, ditahannya suku bunga acuan BI membuat spread atau jarak imbal hasil US Treasury dengan Surat Berharga Negara (SBN) semakin menyempit.
"Salah satunya penyebab rupiah melemah karena BI masih menahan suku bunga," katanya.
Lebih lanjut, dia menambahkan, posisi idealnya suku bunga BI sudah naik 50 basis poin sejak The Fed lakukan kenaikan secara agresif Juni lalu.
"Sementara, Juli ini ada rapat dewan gubernur (RDG), kemungkinan BI masih tahan suku bunga. Apa sampai Agustus baru naik 25 bps? Sudah terlambat," pungkas Bhima.