Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Di Hadapan DPR Bos Pertamina Ungkap Harga Keekonomian BBM, Pertalite Harusnya Rp 17.200 per Liter

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, untuk harga keekonomian BBM jenis pertalite, seharusnya dibanderol Rp 17.200 per liter.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Di Hadapan DPR Bos Pertamina Ungkap Harga Keekonomian BBM, Pertalite Harusnya Rp 17.200 per Liter
Doc. Pertamina
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati (kedua dari kiri). Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, untuk harga keekonomian BBM jenis pertalite, seharusnya dibanderol Rp 17.200 per liter. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perusahaan migas pelat merah yakni PT Pertamina (Persero) membeberkan harga keekonomian bahan bakar minyak (BBM) dalam situasi sekarang ini.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, untuk harga keekonomian BBM jenis pertalite, seharusnya dibanderol Rp 17.200 per liter.

Angka tersebut terpaut sangat jauh, karena saat ini harga pertalite dihargai Rp 7.650.

Baca juga: Daftar SPBU yang Layani Pendaftaran MyPertamina Offline untuk Beli BBM Subsidi Pertalite dan Solar

“Kalau kita lihat, seiring peningkatan harga minyak dan gas dunia, harga keekonomian BBM juga mengalami peningkatan tajam,” ucap Nicke dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI, Rabu (6/7/2022).

“Untuk pertalite kami masih jual di angka Rp 7.650 per liter, sedangkan harga pasar (jika disesuaikan) dengan harga minyak saat ini sekitar Rp 17.200 per liter. Jadi setiap liter itu Pemerintah subsidi Rp 9.900,” sambungnya.

Sementara itu untuk Pertamax, Pertamina mengungkapkan harga keekonomiannya di kisaran Rp17.900 per liternya.

Berita Rekomendasi

Namun, lagi-lagi Pertamina hanya mematok di harga Rp 12.500 per liter.

“Pertamax kami masih mematok Rp 12.500, kalau kita lihat untuk RON 92 ini kompetitor tetapkan harga Rp17.000 karena harga keekonomian Rp17.950,” papar Nicke.

Dirinya pun mengatakan, fenomena ini tidak terlepas dari dari adanya kenaikan harga minyak dan gas dunia imbas terjadinya geopolitik di Eropa dalam beberapa waktu terakhir ini.

Baca juga: Pembelian Pertalite Dibatasi, Pentingnya Gunakan BBM Sesuai dengan Spesifikasi Mesin Kendaraan

“Kondisi global supply dan demand masih cukup chalanging karena adanya pembatasan supply dari Rusia. Ini yang berdampak pada terjadinya kekurangan di beberapa negara yang tentu saja berpengaruh ke kondisi supply demand di Asia,” ucap Nicke.

“Dengan kenaikan harga minyak yang paling tinggi dalam sejarah ini membuat beberapa negara mengalami krisis energi dan kami sangat paham bahwa pemerintah dan seluruh stakeholder sangat konsen dengan hal ini,” pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas