RI di G20: Inflasi Tinggi Bikin Negara Berkembang Jatuh ke Jurang Kemiskinan
forum Presidensi G20 ini dinilai bisa menjadi satu di antara jalan mempererat kerja sama untuk mendukung tujuan bersama negara-negara G20.
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi dan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan, dengan segala tantangan ekonomi dunia, tugas dari Trade, Investment, and Industry Working Group Meeting (2nd TIIWG) tidak mudah.
Namun, forum Presidensi G20 ini dinilai bisa menjadi satu di antara jalan mempererat kerja sama untuk mendukung tujuan bersama negara-negara G20.
Sebab, tekanan inflasi tinggi yang terjadi saat ini, serta terbatasnya ketersediaan pangan dan energi berakibat menurunkan daya beli dan kerentanan masyarakat.
"Khususnya di negara-negara berkembang untuk jatuh dalam jurang kemiskinan," ujarnya dalam acara 2nd TIIWG di Solo, Rabu (6/7/2022).
Baca juga: Menlu Kanada Komitmen Lawan Disinformasi Rusia Saat Hadir di FMM G20 Indonesia
Lebih lanjut, sebagai 80 persen GDP dunia, negara-negara G20 mesti turut bertanggung jawab agar dunia mencapai keadilan dan kemakmuran bersama.
Mendukung hal itu, Bahlil menilai sektor perdagangan, investasi, dan industri menjadi faktor kunci pemulihan ekonomi global.
"Kemajuan perdagangan hasil dari industri berdaya saing tinggi. Sektor industri maju buah dari investasi besar dan atraktif, didukung diplomasi tangguh," katanya.
Menurut dia, mendorong pemulihan ekonomi global melalui tiga hal tersebut tidak bisa tercapai hanya lewat forum ini saja.
"Saya minta Bapak Ibu berdialog dalam kesepakatan bersama antar menteri, dengan mendorong investasi berkelanjutan, lebih khusus energi baru terbarukan. Kami senang mendengar masukan dan pandangan untuk menyempurnakan draf rancangan tersebut," pungkas Bahlil.