Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Lonjakan Inflasi Hantui Negara Asia Seperti Korea Selatan dan Jepang, Bagaimana dengan Indonesia?

banyak faktor mempengaruhi terjadinya inflasi di Indonesia, antara lain adanya pengaruh global yaitu situasi perang Rusia-Ukraina

Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Lonjakan Inflasi Hantui Negara Asia Seperti Korea Selatan dan Jepang, Bagaimana dengan Indonesia?
Dok Tribunnews.com
Ilustrasi lonjakan laju inflasi. Lonjakan inflasi yang terjadi di negara-negara Asia belakangan ini memaksa para pemerintah berpikir keras untuk mengambil langkah-langkah strategis. 

Selain itu, Bank Sentral Korea Selatan juga telah menaikkan suku bunga menjadi 1,75 persen di Mei untuk mengurangi inflasi dari level tertinggi dalam 13 tahun.

Di Jepang, inflasi melonjak 2,5 persen pada Mei, setelah menunjukkan kenaikan yang sama di bulan sebelumnya, dan lonjakan tersebut merupakan yang tertinggi dalam tujuh tahun.

Adapun di China, harga produsen naik 8,3 persen dari tahun lalu, meskipun turun 8,8 persen pada Februari, tapi masih di atas median 8,1 persen.

Untuk di Asia Tenggara, berdasarkan data Tradingeconomics, Myanmar merupakan negara dengan laju inflasi tertinggi di kawasan Asia Tenggara, dengan kenaikan sebesar 12,63 persen pada Desember 2021.

Negara ASEAN dengan inflasi tertinggi berikutnya adalah Laos, yakni 9,9 persen hingga April 2022, diikuti Thailand 7,1 persen pada Mei 2022, Kamboja 6,3 persen hingga Februari 2022, dan Filipina 5,4 persen pada Mei 2022.

Baca juga: Tekan Laju Inflasi, Sri Lanka Kerek Suku Bunga Acuan ke Level Tertinggi Jadi 15,5 Persen

Inflasi Jepang Melampaui Target Bank Sentral

Inflasi konsumen tahunan Jepang pada bulan Mei melampaui target yang telah ditetapkan Bank Sentral Jepang (BOJ). Hal tersebut berdasarkan data yang diterbitkan pada Jumat (24/6/2022).

Berita Rekomendasi

Data tersebut bertolak belakang dengan pernyataan BOJ yang menyebut kenaikan harga baru-baru ini hanya bersifat sementara dan tidak menjamin penarikan stimulus moneter.

Namun dengan pertumbuhan upah yang lemah, banyak analis memperkirakan BOJ akan tetap fokus untuk mendorong perekonomian yang lesu daripada melawan inflasi dengan menaikkan suku bunga.

Data menunjukkan indeks harga konsumen (CPI) Jepang naik 2,1 persen pada Mei tahun ini dibanding dari tahun sebelumnya, sesuai dengan perkiraan pasar.

Namun ini berada di atas target BOJ untuk bulan kedua secara berturut-turut, yaitu sebesar 2 persen, menyusul inflasi di bulan April yang mencapai 2,1 persen dan merupakan laju kenaikan tercepat dalam tujuh tahun.

Baca juga: Laju Inflasi Sri Lanka Diprediksi Sundul 70 Persen dalam Beberapa Bulan Mendatang

Core CPI, yang mengecualikan biaya makanan dan bahan bakar, naik 0,8 persen di bulan Mei dari tahun sebelumnya, setelah naik dengan laju yang sama di bulan April.

"Harga pangan naik cukup signifikan bahkan ketika pertumbuhan upah tetap lambat. Ini dapat merugikan konsumsi dan membuat pengecer ragu-ragu untuk membebankan biaya lebih lanjut kepada konsumen," kata ekonom senior di Shinkin Central Bank Research Institute, Takumi Tsunoda.

Tsunoda menambahkan, ia tidak berpikir inflasi konsumen akan mencapai 3 persen.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas