Mentan: Tangani Wabah Penyakit Mulut dan Kuku Tak Bisa Hanya Satu Kementerian Saja
Kementan mengajak Camat seluruh Indonesia berpartisipasi dalam penanggulangan penyebaran wabah penyakit mulut dan kuku
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) mengajak Camat seluruh Indonesia berpartisipasi dalam penanggulangan penyebaran wabah penyakit mulut dan kuku (PMK).
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, Indonesia sebenarnya telah terbebas dari wabah PMK selama 32 tahun, sebelum PMK kembali mewabah tahun ini.
"Menghadapi wabah PMK tidak bisa satu sektor atau kementerian saja yang bergerak. Kita harus bersama-sama dan terintegrasi satu dengan lainnya," kata Syahrul saat menghadiri Sosialisasi Penanganan PMK kepada Camat Seluruh Indonesia secara virtual, yang ditulis Sabtu (9/7/2022).
Baca juga: Gubernur Edy Rahmayadi Sebut Wilayah Sumut Jadi Kawasan Terbesar Keempat Penyebaran PMK
Dalam menangani wabah PMK, kata Mentan, peranan Camat sebagai garda terdepan sangat penting karena paling mengetahui wilayah, kebutuhan dan harapan rakyat di wilayahnya.
"Dalam setiap tindakan saya terus menghadirkan Camat, jika Camat sudah bergerak maka akan berjalan lebih baik. Saya meminta tolong Camat dapat menggerakkan kepala Desa dan aparat di wilayahnya masing-masing melakukan pengecekan hewan ternak," ungkapnya.
Mentan menyampaikan, Kementan memastikan penanganan PMK terus dilakukan secara maksimal, di antaranya dengan mendistribusikan obat, penyuntikan vitamin, pemberian antibiotik dan penguatan imun.
Baca juga: Kemenag Imbau Masyarakat Tak Paksakan Diri Berkurban Saat Wabah PMK
"Di sisi lain, kita juga terus bekerja melakukan riset dan uji laboratorium untuk menemukan vaksin dalam negeri," katanya.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementan, Nasrullah mengatakan, pemerintah telah mendistribusikan vaksin PMK ke seluruh Indonesia, khususnya 21 provinsi dan kabupaten maupun kelurahan yang terkena PMK.
"Per hari ini (8/7) sudah didistribusikan 800 ribu (vaksin) dan posisi saat ini sudah 491 ribu divaksin. Mungkin satu dua hari selesai dan nantinya akan didistribusikan lagi vaksin tambahan, sehingga seluruh sapi yang sehat di wilayah tersebut divaksinasi," kata Nasrullah.
Menurutnya, dalam melakukan vaksinasi hewan ternak terdapat tantangan yaitu ada peternak yang tidak mau sapinya divaksin, sehingga diperlukan dari kepala daerah untuk melakukan sosialisasi pentingnya vaksinasi PMK.
"Ada juga saat mau divaksin tapi disuruh sendiri kejar sapinya, ini kan jadi repot. Saya pun meminta kesadaran dari masyarakat pentingnya vaksin karena PMK ini seperti Covid-19 penyebarannya cepat," ucapnya.
Baca juga: Kementerian Pertanian Sebut 491 Ribu Sapi Sudah Divaksin PMK
Ia pun meminta kepada peternak untuk melakukan tindakan secara cepat dengan memotong sapinya jika terdapat indikasi terkena PMK.
"Kalau terlihat kena PMK segera lakukan pemotongan bersyarat agar tidak meluas ke sapi lainnya yang sehat. Nanti daging tetap bisa dijual tapi bagian tertentu nanti dibumi hanguskan," ucapnya.