Perusahaan Prancis Beralih ke Minyak karena Kekhawatiran Atas Pasokan Gas Rusia
Jika Eropa kekurangan pasokan gas, minyak masih akan tersedia sebagai energi alternatif.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, PARIS – Perusahaan padat energi di Prancis mulai mempercepat rencana darurat untuk mengubah tangki gas mereka menjadi tangki minyak.
Dikutip dari Reuters, Senin (11/7/2022) langkah ini dilakukan untuk menghindari gangguan dan pemadaman listrik jika Rusia mengurangi pasokan gasnya.
Para pimpinan perusahaan energi di Prancis akhir pekan lalu bertemu membahas hal ini di sebuah konferensi bisnis dan ekonomi di Prancis Selatan.
Mereka mengatakan, mereka sedang mempersiapkan kemungkinan pemadaman listrik.
“Kami telah mengubah tangki dari gas ke minyak, bahkan kami dapat beralih ke batu bara jika perlu untuk menghindari penutupan pabrik jika kita menghadapi kekurangan," kata Florent Menegaux, bos Michelin.
Menegaux menjelaskan, jika Eropa kekurangan gas, maka minyak masih akan tersedia sebagai energi alternatif.
“Dibutuhkan berhari-hari untuk memulai produksi ban di pabrik, sehingga penting untuk mempertahankan pasokan energi yang stabil.” ungkap Menegaux.
Baca juga: Perluas Sanksi Terhadap Rusia, Kanada Kembalikan Turbin Gas Nord Stream 1 ke Jerman
Sejak Juni lalu Rusia telah mengurangi aliran gas melalui pipa Nord Stream 1 hingga 40 persen dari kapasitas.
Karena itu, politisi dan industri khawatir jika nantinya terdapat kendala pasokan lebih lanjut terkait dengan invasi Rusia ke Ukraina, yang digambarkan Moskow sebagai "operasi militer khusus".
Baca juga: Vladimir Putin Peringatkan Barat, Sanksi Lanjutan Bakal Picu Lonjakan Harga Minyak dan Gas Global
Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire mengatakan kepada para pimpinan perusahaan energi bahwa mereka harus mempersiapkan energi alternatif apabila terjadi krisis pasokan gas.
"Mari kita bersiap untuk pemutusan aliran gas Rusia," kata Bruno Le Maire kepada para pimpinan perusahaan energi.
Di sisi lain, Prancis telah menggunakan tenaga nuklir sekitar 70 persen untuk aliran listriknya, yang berarti ketergantungan langsung pada gas Rusia jauh lebih sedikit daripada negara tetangga Jerman.
Baca juga: Belanda Siap Lakukan Penghematan Energi Demi Akhiri Ketergantungan Gas pada Rusia
Namun, perusahaan listrik EDF yang dioperasikan negara sedang berjuang untuk memenuhi kebutuhan listrik Prancis, karena saat ini terjadi pemadaman di pembangkit listrik utama yang membuat meningkatnya beban pada sektor energi lain.
Pemerintah Prancis saat ini sedang memeriksa perusahaan yang bergantung pada pasokan energi yang tidak terputus.
Selain itu, Pemerintah Prancis juga berusaha untuk mengurangi dampak lonjakan harga energi dengan membatasi harga gas dan listrik eceran hingga akhir tahun, yang telah membantu menjaga inflasi Prancis di antara yang terendah di Eropa.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.