Kejar Pertumbuhan, Perusahaan Telekomunikasi Perlu Investasi di Luar Bisnis Utama
Pengamat pasar modal Fendi Susiyanto mengatakan, pertumbuhan industri telko pada 2020 hanya 3,5 persen dan di tahun 2021 sekitar 2,8 persen
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Industri telekomunikasi di dunia dalam dua tahun terakhir mengalami perlambatan pertumbuhan pendapatan, sehingga dinilai perlu berinvestasi ke perusahaan digital yang dapat menopang bisnis utamanya.
Pengamat pasar modal Fendi Susiyanto mengatakan, pertumbuhan industri telko pada 2020 hanya 3,5 persen dan ditahun berikutnya yakni 2021 sekitar 2,8 persen.
"Jadi kalau perusahaan telko tidak melakukan perubahan secara signifikan di dalam strategi bisnisnya, tentu dia akan lebih banyak stable pertumbuhannya, tidak tumbuh," ucap Fendi dalam diskusi Isu Investasi Telkomsel, Isu atau Fitnah, Selasa (12/7/2022).
Baca juga: MTEL Akan Akuisisi 3.000 Menara Telekomunikasi di 2022
Menurutnya, tren bisnis ke depan dalam menggaet pelanggan yaitu kolaborasi antar industri baik itu perusahaan telekomunikasi, digital, maupun informasi teknologi.
"Termasuk apa yang dilakukan Telkomsel, saya lihat dia mencari strategic partnership yang bisa dukung bisnis intinya dia ke depan. Salah satunya menyasar Gojek yang sekarang merger dengan Tokopedia," ucapnya.
Ia melihat, Telkom Grup memang sudah seharusnya melakukan strategi bisnis di luar bisnis utamanya, sebagaimana telah dilakukan perusahaan telko di dunia dan GoTo sudah memiliki ekosistem yang matang.
Baca juga: Semarak Perayaan HUT ke-57, Telkom Hadirkan Funtastic Days 2022
"Perusahaan multinasional telko sudah melakukan itu, melakukan akuisisi atau merger dengan perusahaan digital agar bisa memberikan keuntungan yang besar, sinergi operasional, sinergi pemasaran dan lainnya," paparnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.