Rusia Meraup Berkah Bertubi-tubi karena Dijatuhi Sanksi AS dan Uni Eropa, Kok Bisa?
Rusia mengklaim meraup banyak keuntungan ekonomi sejak negaranya mendapatkan sanksi oleh Barat.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Pemerintah Rusia mengklaim meraup banyak keuntungan ekonomi sejak negaranya mendapatkan sanksi oleh Barat, yakni Amerika Serikat beserta sekutunya dan negara-negara Uni Eropa karena invasi yang dilakukan terhadap Ukraina.
Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov dikutip kantor berita Rusia TASS, dalam sebuah wawancara dengan Vedomosti mengatakan, salah satu dampak positif yang didapat Rusia adalah akan terjadi penurunan harga energi dan makanan di pasar global.
"Berapa lama harga energi tetap tinggi akan tergantung pada dinamika ekonomi global dan durasi pembatasan yang diberlakukan oleh negara-negara Barat," ujar Siluanov.
Saat menjawab pertanyaan tentang apakah pencabutan pembatasan akan menyebabkan pasar "mendingin" dan menemukan keseimbangan, dia mengatakan, "Tentu saja. Dan ini juga berlaku untuk makanan, sumber daya energi, dan logistik, yaitu semua barang dan jasa yang dikenai sanksi."
Menurut Siluanov, Rusia diuntungkan dari situasi saat ini di pasar energi dunia. “Situasinya positif bagi Rusia karena harga energi yang tinggi, tetapi untuk seluruh dunia situasinya agak suram," ujarnya.
Dia menjelaskan, saat ini harga komoditas yang tinggi seperti itu disebabkan oleh pembatasan yang diberlakukan oleh negara-negara Barat.
Baca juga: Jerman Stop Beli Batu Bara dan Minyak Rusia
"Mereka ingin menghukum Rusia, tetapi mereka menghukum diri mereka sendiri. Bahkan dengan diskon Ural terhadap Brent, kami menerima pendapatan minyak dan gas yang baik. Hukum penawaran dan permintaan yang sederhana berhasil," kata Siluanov.
Sanksi terhadap Rusia Melansir BBC, Rusia dilaporkan telah melewatkan tenggat waktu untuk melakukan pembayaran utang, karena sanksi yang dikenakan padanya.
Baca juga: Di Saat Resesi Melanda Dunia Rusia Malah Merasa Diuntungkan, Ini Sebabnya
Sejak Rusia menginvasi Ukraina, berbagai sanksi telah diumumkan yang ditujukan untuk membatasi kemampuan Rusia dalam membiayai perang.
Apa itu sanksi internasional? Sanksi adalah hukuman yang dijatuhkan oleh satu negara ke negara lain, untuk menghentikannya bertindak agresif, atau melanggar hukum internasional.
Sanksi adalah salah satu tindakan terberat yang dapat dilakukan negara, selain berperang. Bagaimana sanksi terhadap Rusia? Negara-negara Barat telah menargetkan individu kaya, bank, bisnis, dan perusahaan milik negara.
Baca juga: Tak Terpengaruh Sanksi Barat, Neraca Perdagangan Rusia Surplus hingga 70,1 Miliar Dolar AS
Sanksi keuangan Rusia diyakini telah gagal membayar utang untuk pertama kalinya sejak 1998, setelah melewatkan tenggat waktu penting.
Rusia memiliki uang untuk melakukan pembayaran US$ 100 juta, tetapi sanksi membuatnya tidak mungkin untuk melakukannya.
Hal ini mengusul serangkaian tindakan yang diambil terhadap lembaga keuangannya. AS telah melarang Rusia melakukan pembayaran utang menggunakan US$ 600 juta yang dimilikinya di bank-bank AS, sehingga mempersulit Rusia untuk membayar kembali pinjaman internasionalnya.
Aset bank sentral Rusia telah dibekukan, untuk menghentikannya menggunakan dana senilai US$ 630 miliar dari cadangan yang dimilikinya dalam mata uang asing.
Bank-bank besar Rusia telah dihapus dari sistem pesan keuangan internasional Swift, yang akan menunda pembayaran ke Rusia untuk ekspor minyak dan gasnya.
Inggris telah mengecualikan bank-bank utama Rusia dari sistem keuangan Inggris, membekukan aset semua bank Rusia, melarang perusahaan Rusia meminjam uang, dan membatasi simpanan yang dapat dibuat orang Rusia di bank-bank Inggris.
Karena sanksi minyak dan gas, Rusia diperkirakan telah memperoleh hampir US$ 100 miliar dari ekspor minyak dan gas selama 100 hari pertama perang.
Dalam pengumumannya, Uni Eropa (UE) mengatakan akan melarang semua impor minyak yang dibawa melalui laut dari Rusia pada akhir 2022 AS melarang semua impor minyak dan gas Rusia.
Inggris akan menghapus impor minyak Rusia pada akhir 2022.
Sementara Jerman telah membekukan rencana pembukaan pipa gas utama dari Rusia Uni Eropa mengatakan akan menghentikan impor batubara Rusia pada Agustus
Editor: Barratut Taqiyyah Rafie | Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie| Sumber: Kontan