Sosialisasi Sadar Wisata Dilanjutkan di Kabupaten Karo dan Tapanuli Utara
Sosialisasi dilakukan di Desa Wisata Aritonang, Sibandang dan Papande di Kabupaten Tapanuli Utara serta Desa Merek dan Desa Tongging di Kabupaten Karo
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Hasiolan Eko Purwanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) melanjutkan sosialisasi sadar wisata di Sumatera Utara.
Sosialisasi dilakukan di Desa Wisata Aritonang, Sibandang dan Papande di Kabupaten Tapanuli Utara serta Desa Merek dan Desa Tongging di Kabupaten Karo, Sumatra Utara.
Sosialisasi Sadar Wisata berlangsung pada Kamis dan Jumat (14-15 Juli 2022).
Pelaksana tugas (Plt) Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf, Frans Teguh dalam sambutannya saat membuka sosialisasi di depan 100 orang pelaku pariwisata dari setiap desa wisata menjelaskan, saat ini wilayah Danau Toba menjadi salah satu Destinasi Super Prioritas yang dikembangkan pemerintah.
"Untuk itu seluruh penggerak pariwisata harus meningkatkan kesadaran akan potensi pariwisata yang dimilikinya dan meningkatkan kapasitas dalam melayani kunjungan wisatawan, agar berdampak pada kesejahteraan warga yang ada di sekitar kawasan Danau Toba,” kata dia dikutip, Sabtu (16/7/2022).
Ia mengatakan, Sadar Wisata terdiri dari 3 pilar yakni Sapta Pesona, Pelayanan Prima dan CHSE (Cleanliness, Health, Safety dan Environmental Sustainability) dan menjadi upaya mewujudkan pariwisata berkualitas dan berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan zaman.
Baca juga: Sosialisasi Sadar Wisata Berlanjut ke Kabupaten Simalungun dan Toba
“Pandemi Covid-19 telah mengubah cara orang berwisata saat ini termasuk pada kunjungan ke destinasi wisata alam dan aktivitas fisik di alam terbuka yang menawarkan pengalaman unik dan berkesan bagi wisatawan. Kita mendesain dan menawarkan experience sehingga mewujudkan kunjungan berkualitas dan melahirkan dampak ekonomi, budaya dan dampak lingkungan yang positif. Desa wisata menjadi motor kebangkitan pariwisata,” ujar Frans Teguh.
Ia mengatakan pengalaman terbaik yang dirasakan oleh wisatawan karena sentuhan dari pelaku pariwisata tidak dapat menggantikan digitalisasi yang menjadi keniscayaan saat ini.
Baca juga: Kemenparekraf Tingkatkan Pemahaman Sadar Wisata kepada Pelaku Pariwisata di Pedesaan
“Kita harus meyakini bahwa di bidang pariwisata, perlu hi-tech, teknologi tinggi, tapi kita juga perlu hi-touch. Dengan sentuhan, hospitality, interaksi yang harus menjadi dominan dalam setiap pelayanan, penanganan dan pengelolaan pariwisata kita di desa,” ucap Frans Teguh.
Terkait Kampanye Sadar Wisata, Direktur Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Pariwisata, Florida Pardosi pada pembukaan Sosialisasi Sadar Wisata mengatakan, ini bukan program yang hit dan run, ini adalah sebuah program holistik yang berkelanjutan.
Ruang lingkup Program Kampanye Sadar Wisata terdiri dari kegiatan Sosialisasi, Pelatihan, Pendampingan hingga Apresiasi.
"Setelah menyelesaikan tahapan Sosialisasi, akan ada 10 orang terpilih dari tiap desa wisata yang diharapkan dapat menjadi duta pariwisata dan agen perubahan di desa wisata masing-masing,” terangnya.
“Butuh orang yang berdedikasi tinggi, berkomitmen, dan berkeinginan kuat untuk meningkatkan kapasitasnya dan mengembangkan pariwisata di desa wisata. Harapannya, mereka akan menjadi trainer bagi SDM pariwisata lainnya, sebagai perpanjangan tangan kami (pemerintah pusat) untuk pengembangan pariwisata,” tambahnya.