Cegah Krisis, Bank Sentral Ukraina Jual Cadangan Emasnya Hingga 12,4 Miliar Dolar
Bank sentral Ukraina terpaksa menjual sebagian cadangan emas negara senilai 12,4 miliar atau setara Rp 185,78 triliun.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, KIEV – Krisis ekonomi yang tengah menghantui keuangan Ukraina membuat bank sentral Ukraina terpaksa menjual sebagian cadangan emas negara senilai 12,4 miliar atau setara Rp 185,78 triliun dengan asumsi Rp 14.965 per dolar AS.
Mengutip dari Reuters penjualan emas tidak dilakukan bank sentral Ukraina untuk menstabilkan mata uang Hryvnia yang saat ini tengah anjlok ke level terendah, melainkan untuk mencukupi segala kebutuhan pokok warga Ukraina di tengah invasi yang dilakukan Rusia.
"Kami menjual (emas ini) sehingga importir kami dapat membeli barang-barang yang diperlukan untuk negara," jelas Wakil Gubernur Kateryna Rozhkova, Minggu (17/7/2022).
Sejak pasukan Rusia melakukan operasi militer di beberapa kota besar Ukraina, negeri ini mengalami penurunan pendapatan terus-menerus.
Kondisi ini membuat ekonomi Ukraina jatuh dan tertekan.
Sebelum Ukraina di invasi, Kiev biasanya rajin memasok puluhan ton kebutuhan pangan dan energi ke pasar global. Namun setelah Rusia menyerang Ukraina segala aktivitas ekspor terpaksa diberhentikan.
Baca juga: Rusia Beri Ancaman Mengerikan Ukraina Jika Hancurkan Jembatan Krimea, ‘Akan Ada Hari Pembalasan’
Selain untuk memenuhi pasokan dalam negeri pemberhentian ini dilakukan untuk menghemat anggaran pengeluaran dalam produksi.
Kondisi ini membuat stok energi dan gandum menipis hingga memicu terjadinya krisis dan lonjakan harga di seluruh perdagangan pasar global.
Baca juga: Alasan Presiden Ukraina Zelensky Pecat Jaksa Agung dan Kepala Keamanan
Berbagai cara telah dilakukan agar aktivitas ekspor yang dilakukan Ukraina bisa kembali berjalan dengan normal.
Salah satunya dengan menyalurkan bantuan miliaran dolar untuk memompa produksi Ukraina serta menjalin kesepakatan pembukaan blokade jalur laut hitam.
Sayangnya cara tersebut belum mampu membuat aktivitas ekspor Ukraina berjalan seperti sebelumnya, belum diketahui sampai kapan aktivitas ekspor Ukraina akan terhambat.
Baca juga: 8 Kru Tewas setelah Pesawat Kargo Ukraina yang Bawa Amunisi Jatuh di Yunani
Namun IMF memprediksi apabila Ukraina tak kembali melanjutkan kegiatan ekspor pangannya maka ratusan juta orang didunia akan terancam mengalami krisis pangan.
"Ini akan berdampak di seluruh dunia, terutama untuk rumah tangga miskin. Jika perang ini semakin panas maka ekonomi akan semakin rusak," kata Managing Director Kristalina Georgieva.