Harga Minyak Mentah Kembali Naik, Investor Was-was WTI Melesat Lagi di Atas 100 Dolar AS
Harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman September 2022 naik 2,54 dolar AS menjadi 103,70 dolar AS per barel.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, LONDON – Setelah minyak mentah Brent maupun West Texas Intermediate (WTI) mencatatkan penurunan biaya terbesar pada minggu lalu, kini harga kedua jenis minyak mentah tersebut kembali lompat ke level tertinggi di pasar dunia pada perdagangan Senin (18/7/2022).
Harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman September 2022 naik 2,54 dolar AS atau sekitar 2,5 persen menjadi 103,70 dolar AS per barel.
Kenaikan harga minyak mentah kali ini melanjutkan penguatan di hari Jumat lalu (15/7/2022), dimana saat itu harga minyak telah naik 2,1 persen.
Lonjakan harga juga terlihat pada minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk kontrak pengiriman Agustus 2022, yang melesat 2,31 dolar AS atau 2,4 persen hingga mengantarkan kenaikan harga sebanyak 99,90 dolar AS per barel.
Angka ini naik 1,9 persen lebih tinggi dari sesi sebelumnya.
Mengutip dari Reuters, kenaikan ini terjadi setelah presiden AS Joe Biden gagal menjalin kerjasama impor minyak dengan Saudi Arabia.
Baca juga: Harga Minyak Mentah Merosot Tajam, Brent dan West Texas Intermediate Anjlok di Bawah 100 Dolar
Hal inilah yang membuat para investor khawatir apabila pasokan minyak global akan mengalami penipisan stok di tengah meningkatnya permintaan pasar.
Lonjakan harga minyak pada awal pekan ini terjadi imbas dari adanya kekhawatiran yang berlebih pada investor, akan rencana Rusia yang memperpanjang masa pemeliharaan pipa Nord Stream 1 yang seharusnya rampung dibenahi pada 21 Juli mendatang.
Baca juga: Harga Minyak Mentah Jatuh 9 Persen oleh Kekhawatiran Resesi dan Lockdown di China
"Minyak mentah Brent akan mendapat dukungan pada akhir minggu, jika Rusia tidak mengembalikan gas ke Jerman setelah pemeliharaan Nord Stream 1," kata analis senior perusahaan keuangan OANDA, Jeffrey Halley.
Alasan inilah yang membuat harga minyak kembali menguat ke harga tertinggi setelah pekan lalu minyak mentah mengalami penurunan harga.
Baca juga: Gejolak Harga Minyak Mentah Kerek Naik Inflasi Negara Pakistan, Melesat 21,32 Persen pada Bulan Juni
Jika cadangan minyak AS tak kunjung mendapat pasokan serta aktivitas pemblokiran aliran gas Nord Stream 1 diperpanjang Rusia, maka diperkirakan harga minyak Brent dan WTI bisa lompat lebih jauh menuju harga tertinggi pada pekan ini.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.