Menko Perekonomian Airlangga: Fundamental Ekonomi Indonesia Masih Kuat
Fundamental ekonomi indonesia dinilai masih relatif kuat karena meski inflasi Indonesia 4,2 persen, pertumbuhan masih tumbuh 5 persen.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah negara mengalami tekanan inflasi yang cukup tinggi, salah satunya Amerika Serikat.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa fundamental ekonomi Indonesia relatif kuat meskipun inflasi mencapai 4,2 persen.
“Kalau kita lihat fundamental ekonomi indonesia relatif kuat, dari segi inflasi kita 4,2, pertumbuhan masih di 5 persen, negara lain eropa rata-rata (inflasi) 8 persen, Amerika 9,2 persen,” kata Airlangga di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, (18/7/2022).
Indikator lainnya kata Airlangga yakni dana pihak ketiga berada di atas 10 persen, pertumbuhan kredit di atas 9 persen, indeks keyakinan konsumen (IKK) 128 dan Purchasing Managers Index (PMI) 50,2.
“Jadi relatif ekonomi indonesia bergerak,” katanya.
Sebelumnya laju inflasi Indonesia tahun ini akan melebihi target yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI) yang sebesar 4 persen year on year (yoy).
Baca juga: Inflasi Menggila, Rakyat Rusia Beralih Beli Bahan Pangan yang Harganya Lebih Murah
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan laju inflasi 2022 akan mencapai 4,5 persen year on year (yoy) karena dipengaruhi oleh lonjakan harga komoditas global akibat disrupsi rantai pasok global, serta adanya geopolitik antara Rusia dan Ukraina.
“Inflasi mengalami tekanan 3,5 persen - 4,5 persen (secara keseluruhan di tahun 2022),” ungkap Menkeu saat Rapat Kerja Bersama Badan Anggaran DPR RI, Jumat (1/7/2022).
Baca juga: Prediksi BI, Inflasi Juli 0,59 Persen, Dipicu Lonjakan Harga Cabai dan Bawang Merah
Proyeksi laju inflasi di tahun ini juga lebih tinggi dibandingkan realisasi inflasi sepanjang tahun 2021 yang hanya 1,87 persen yoy.
Meski begitu, Menkeu mengatakan, peran APBN sebagai shock absorder diharapkan akan mendukung dan menjaga daya beli masyarakat, agar inflasi yang terjadi nantinya bisa terjaga.
Baca juga: Rupiah Terancam Oleh Inflasi AS? Berikut Pernyataan Para Analis
Selain itu, sumber pendorong ekonomi seperti konsumsi dan investasi juga akan terus dijaga.
Menurutnya konsumsi rumah tangga sudah mulai pulih, dilihat dari beberapa indikator seperti konsumsi listrik yang meningkat, impor bahan baku dan modal juga indeks keyakinan konsumen.