Utang Perusahaan Migas Eropa Menumpuk, Melonjak 50 Persen Sejak Pandemi
Akibat harga migas melambung tinggi, perusahaan-perusahaan energi dan utilitas di Eropa kini banyak menumpuk utang mereka.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Akibat harga migas melambung tinggi, perusahaan-perusahaan energi dan utilitas Uni Eropa kini banyak menumpuk utang mereka.
Total, utang keseluruhan perusahaan telah melonjak lebih dari 50 persen sejak dimulainya pandemi pada awal 2020, dan sekarang mencapai 1,7 triliun Euro (1,7 triliun dolar AS) atau Rp 25.428 triliun (kurs 14.957/dolar AS).
Dilaporkan Bloomberg, awal bulan ini salah satu perusahaan pemasok energi terbesar Jerman, Uniper, meminta dana talangan pemerintah, dengan alasan “tekanan keuangan ekstrem” yang disebabkan oleh berkurangnya pengiriman gas alam Rusia.
Baca juga: Analis Nilai Uni Eropa Kini Berhati-hati Jatuhkan Sanksi Baru terhadap Rusia
Perusahaan mungkin membutuhkan sebanyak 9 miliar Euro untuk tetap bertahan, kata Bloomberg, menambahkan bahwa perusahaan listrik Ceko CEZ CP juga mencari bantuan hingga 3 miliar Euro.
Perusahaan listrik UE mengumpulkan 45 miliar Euro dalam bentuk obligasi dan 72 miliar Euro dalam bentuk pinjaman selama enam bulan pertama tahun ini, menurut kantor berita.
EU Bakal Bayar Sanksi
Tahun ini negara-negara Uni Eropa dapat mengalami musim dingin paling keras dalam beberapa dekade belakangan.
Hal ini kata Wakil Perdana Menteri Rumania, Hunor Kelemen, akibat sanksi Uni Eropa memberikan sanksi kepada Rusia.
“Pertama-tama, kami, Uni Eropa, harus membayar sanksi terhadap Rusia. Sejujurnya, kami semua akan membayar harga musim dingin ini, sayangnya, tidak ada tanda-tanda bahwa akhir perang sudah dekat.
Ini akan menjadi musim dingin yang keras, mungkin yang paling keras dalam 40-50-60 tahun terakhir,” kata Kelemen kepada B1 TV dikutip oleh Russia Today.
Baca juga: Gazprom Rusia Menyatakan Tidak Bisa Jamin Pasokan Gas ke Eropa
Menurut Kelemen, konflik Ukraina dengan Rusia akan berlangsung lebih lama dari yang diperkirakan, dan akan berdampak pada UE.
Namun Kelemen tetap membela sanksi yang dijatuhkan oleh Barat dalam menanggapi kampanye militer Moskow di Ukraina, dengan mengatakan Eropa “tidak memiliki pengaruh lain.”
Meskipun kesengsaraan ekonomi mengganggu Uni Eropa, Kelemen mencoba untuk memberikan nada optimis, mengatakan Rumania akan mampu mengatasi masalah energi.
“Kami dapat memenuhi sekitar 80 persen kebutuhan Rumania dalam gas alam, tetapi kami harus membeli sekitar 2 miliar meter kubik di pasar. Kalau tidak, kami pasti akan menghadapi beberapa masalah, tetapi saya yakin kami akan membeli gas, kami akan memiliki listrik, dan kompensasi ini akan memungkinkan kami melewati musim dingin, ”jelasnya.
Baca juga: Bursa Saham Eropa Menguat di Tengah Kekhawatiran Kenaikan Suku Bunga
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.