Pasokan Gas Rusia Dipangkas, Harga Minyak Langsung Melambung
harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman September naik 0,4 persen atau 45 sen menjadi 105,60 dolar AS per barel, Senin kemarin.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Harga minyak mentah di pasar dunia naik pada perdagangan hari ini, Selasa (26/7/2022), menyusul dipangkasnya pasokan gas Rusia ke Eropa yang dapat mendorong konsumen beralih ke minyak mentah.
Dikutip dari Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman September naik 0,4 persen atau 45 sen menjadi 105,60 dolar AS per barel pada pukul 01:12 GMT, setelah naik 1,9 persen pada perdagangan hari Senin (25/7/2022).
Sementara harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman September naik 34 sen atau 0,4 persen menjadi 97,04 dolar AS per barel, menyusul kenaikan sebesar 2,1 persen pada perdagangan Senin kemarin.
Rusia mengumumkan akan memperketat aliran gasnya ke Eropa pada hari Senin kemarin. Raksasa energi Rusia Gazprom mengatakan pasokan gas, yang melalui pipa Nord Stream 1, ke Jerman akan turun menjadi 20 persen dari kapasitasnya.
Pemotongan pasokan gas Rusia membuat negara-negara di Eropa tidak dapat mengisi ulang penyimpanan gas alam menjelang musim dingin mendatang.
Baca juga: Imbas Invasi, Pengiriman Gas Rusia ke Eropa Anjlok, Terendah Sejak Empat Tahun Terakhir
Jerman sebagai negara dengan ekonomi terbesar di Eropa, menghadapi potensi penjatahan gas ke industri untuk menjaga warganya tetap dapat menghidupkan pemanas ruangan berbahan bakar gas di musim dingin nanti.
"Harga gas yang lebih tinggi, dipicu oleh tekanan gas Rusia, dapat menyebabkan peralihan tambahan ke minyak mentah dari gas dan mendukung harga minyak," kata manajer umum penelitian di Nissan Securities, Hiroyuki Kikukawa.
Baca juga: Harga Minyak Dibatasi, Rusia Ancam Hentikan Pasokan Energi
Kikukawa menyebut melemahnya permintaan karena perlambatan ekonomi di tengah kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) serta kekhawatiran pasokan akibat konflik Rusia dan Ukraina akan membuat pasar bahan bakar bergejolak.
"Tetapi tarik-menarik antara kekhawatiran tentang melemahnya permintaan karena perlambatan ekonomi di tengah kenaikan suku bunga AS dan kekhawatiran risiko pasokan karena konflik Rusia-Ukraina yang berkepanjangan kemungkinan akan berlanjut untuk beberapa waktu," katanya.
Baca juga: Gazprom Rusia akan Potong Pasokan ke Eropa Mulai 27 Juli 2022
Kikukawa memprediksi WTI akan naik dalam kisaran perdagangan yang berpusat pada 100 dolar AS per barel.
Bank Sentral AS diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada pertemuan yang diadakan Rabu (27/7/2022) besok. Kenaikan sebesar itu secara efektif akan menutup dukungan ekonomi era pandemi.
Kesenjangan antara Brent dan WTI dipicu karena berkurangnya permintaan bensin di AS, sehingga membebani minyak mentah AS sementara pasokan yang ketat mendukung kenaikan harga Brent.