Anggota Komisi XI DPR Nilai Pertemuan Jokowi - Xi Jinping Langkah Tepat Antisipasi Resesi
Kamrussamad juga mewanti-wanti adanya konflik kepentingan dari keikutsertaan sejumlah pengusaha di dalam negeri seperti Boy Thohir dan lainnya.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi XI DPR Kamrussamad menilai kunjungan Presiden Joko Widodo ke Tiongkok untuk bertemu Presiden Xi Jinping, merupakan langkah yang tepat dan penting bagi Indonesia dalam menghadapi tantangan resesi ekonomi saat ini.
Namun, Kamrussamad juga mewanti-wanti adanya konflik kepentingan dari keikutsertaan sejumlah pengusaha di dalam negeri seperti Boy Thohir dan lainnya.
"Tiongkok adalah mitra dagang dan investasi strategis bagi Indonesia. Level dan intensitas perdagangan serta investasi dengan Tiongkok selama ini terus bertumbuh dan yang paling besar dibandingkan negara lainnya," kata Kamrussamad, Rabu (27/7/2022).
Baca juga: Menkeu Janet Yellen: Ekonomi AS Melambat, Resesi Tidak Terhindarkan
Sepanjang Januari-Mei 2022, kata Kamrussamad, nilai perdagangan Indonesia-Tiongkok hampir 50 miliar dolar AS, naik 27,5 persen dibandingkan periode yang sama 2021.
“Cuma ada satu yang pemerintah perlu jelaskan, yakni Status Green Industrial Park Bulungan Kaltara yang merupakan proyek prioritas pemerintah, karena lahan tersebut milik perseorangan Boy Tohir. Jangan sampai Misi Utama G to G hanya menguntungkan oligarki tertentu. Padahal ada ratusan kawasan industri lainnya tersebar di berbagai pelosok nusantara," paparnya.
"Tapi tentunya, masih banyak potensi lain yang perlu digarap. Selain diversifikasi atas komoditas ekspor dan impor juga pendanaan di sejumlah sektor ekonomi baru juga yang perlu kedua negara bicarakan secara konsisten," sambung Kamrussamad.
Lebih lanjut Kamrussamad mengatakan, pasca pandemi, ekonomi nasional dihadapkan pada dua tantangan besar.
Pertama, tantangan mengembalikan produktifitas ekonomi domestik yang selama dua tahun lebih menurun.
Kedua, tantangan resesi akibat ancaman inflasi dan konflik geopolitik Ukraina-Rusia dan blok barat yang telah mengacaukan rantai pasok komoditas.
"Selain itu, selama pandemi setiap negara cenderung bersikap proteksionis. Tertutup, semuanya mementingkan kepentingan nasionalnya. Mulai dari komoditas makanan, energi, hingga vaksin. Sekarang, jika model seperti itu dipertahankan, ekonomi global dan ekonomi setiap negara akan sulit untuk bangkit," tuturnya.
Sehingga, kata Kamrussamad, kunjungan Presiden Jokowi ke beberapa negara, termasuk Tiongkok, sangat penting bagi Indonesia.
Baca juga: Ketum Partai Gelora Minta Pemerintah Ekstra Hati-hati Soal Faktor Non Ekonomi Penyebab Resesi
"Tidak hanya untuk membuka kembali komunikasi antar negara, namun juga untuk menghadapi ancaman resesi," ucap politikus Gerindra itu.
Diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Republik Rakyat Tiongkok (RRT) atau China, Xi Jinping di Villa 14, Diaoyutai State Guesthouse, Beijing, Selasa sore, (26/7/2022).
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang ikut dalam pertemuan mengatakan, selain kerja sama ekonomi, Presiden Jokowi dan Xi Jinping membahas berbagai isu, antara lain isu kawasan dan dunia.
“Sebagai negara ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia memiliki tempat yang penting bagi RRT dan kawasan. Apalagi saat ini Indonesia memegang Presidensi G20 dan tahun depan menjadi Ketua ASEAN,” ucap Retno.
Baca juga: Resesi Ekonomi Mengancam, Analis: Kurangi Instrumen Saham, Perbanyak Cash
Retno menyampaikan, kedua pemimpin juga membahas mengenai pentingnya kerja sama konkret yang saling menguntungkan dalam konteks Global Development Initiative (GDI).
“Jika kerja sama konkret dapat diwujudkan, maka diharapkan pencapaian SDGs negara berkembang dapat lebih baik,” ucap Menlu.
Selain itu, Menlu Retno Marsudi mengatakan bahwa RRT berkomitmen untuk meningkatkan kerja sama ekonomi hijau, antara lain melalui pembangunan Green Industrial Park di Kaltara.
“Presiden Xi juga menegaskan komitmen untuk meningkatkan impor produk pertanian Indonesia,” ucap Retno.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.