Bos BCA Sebut Ekonomi Indonesia Masih Aman dari Dampak Ketidakpastian Global, Ini Alasannya
kondisi ekonomi di Indonesia masih aman, dan mampu bertahan dari berbagai gempuran dampak ketidakpastian ekonomi global.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Sanusi
![Bos BCA Sebut Ekonomi Indonesia Masih Aman dari Dampak Ketidakpastian Global, Ini Alasannya](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/paparan-kinerja-bca-kuartal-i-2020_20200529_170907.jpg)
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketidakpastian global berdampak kepada semakin beratnya dunia usaha dan perekonomian di sebuah negara.
Terdapat sejumlah faktor yang menghantui perekonomian dunia saat ini. Mulai dari inflasi, meningkatnya nilai tukar Dolar AS terhadap mata uang negara lain, hingga krisis energi dan pangan.
Salah satu penyebabnya adalah adanya ketegangan geopolitik dan masih adanya pandemi Covid-19.
Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiaatmadja mengatakan, kondisi ekonomi di Indonesia masih aman, dan mampu bertahan dari berbagai gempuran dampak ketidakpastian ekonomi global.
Baca juga: BCA Masih Pelajari Aspek Legal Produk Kekayaan Intelektual Jadi Jaminan Kredit ke Bank
Menurut Jahja, Indonesia memiliki sejumlah komoditas unggulan.
Di sektor tambang, Indonesia merupakan negara penghasil batubara, nikel, hingga tembaga. Sementara di sektor perkebunan Indonesia memiliki produksi sawit yang sangat besar.
Seiring melonjaknya nilai tukar dolar AS, maka Indonesia memiliki dapat meraup cuan dari sisi aktivitas ekspor.
“Para eksportir ini mereka pengusaha menikmati dolar. Seperti bisnis crude palm oil (CPO), pertambangan, batubara, nikel, tembaga. Itu semuanya menikmati kenaikan harga komoditas, dolarnya makin menguat membuat mereka mendapatkan income rupiah yang lebih besar,” jelas Jahja dalam paparannya secara virtual, (28/7/2022).
Baca juga: BCA Catat Transaksi BI Fast Mencapai Rp 271 Triliun Per Juni 2022
“Jadi secara country kita bersyukur, terhindar dari defisit transaksi. Ekspor kita bagus, dan impor kita belum meningkat seperti pada saat puncak kasus Covid-19,” sambungnya.
Jahja juga mengungkapkan, di sisi lain para pelaku usaha importir terasa terbebani dari adanya inflasi dan fluktuasi nilai tukar dolar AS yang tidak menentu.
Meski demikian, secara neraca perdagangan Indonesia diprediksi masih akan surplus. Dan hal tersebut dapat menjaga ketahanan perekonomian nasional.
Jahja juga terus berkomitmen untuk dapat mendukung Pemerintah dalam memulihkan perekonomian nasional di tengah tantangan global, dengan mendorong penyaluran fasilitas pembiayaan. Baik itu kredit modal kerja, investasi, hingga konsumer.
“Kami optimis penyaluran kredit BCA di semester II-2022 akan lebih bergairah permintaannya,” pungkas Jahja.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.