Arab Saudi Berencana Naikkan Harga Minyak Mentah untuk Konsumen di Asia pada September Mendatang
Aramco dapat menaikkan harga jual resmi (OSP) untuk minyak mentah Arab Light andalan antara 70 sen hingga 1 dolar AS per barel dari bulan sebelumnya
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA - Pengekspor minyak Arab Saudi diperkirakan bakal menaikkan harga minyak mentah di bulan September untuk konsumen di Asia.
Hal tersebut dipicu oleh tingginya harga bahan bakar dan pembatasan Covid-19 di China yang telah menekan permintaan minyak mentah.
Menurut enam sumber penyulingan yang disurvei Reuters, raksasa minyak Arab Saudi Aramco dapat menaikkan harga jual resmi (OSP) untuk minyak mentah Arab Light andalannya antara 70 sen hingga 1 dolar AS per barel dari bulan sebelumnya.
Baca juga: Stabilkan Krisis Energi Global, AS Tambah Penjualan Minyak Mentah Hingga 20 Juta Barel
Kenaikan tersebut akan mendorong harga minyak untuk bulan September ke rekor tertinggi, melebihi rekor sebelumnya sebesar 9,35 dolar AS per barel di atas rata-rata yang ditetapkan untuk bulan Mei.
Pada bulan Juli, keterbatasan pasokan minyak mendorong harga di bulan depan sebesar 1,70 dolar AS per barel.
“Tapi menurut kami mereka tidak akan menaikkan OSP sebanyak itu,” kata salah satu responden yang disurvei Reuters.
Margin keuntungan penyulingan di Asia yang memproses minyak mentah Dubai telah jatuh sebanyak 97 persen selama sebulan, dengan produksi bensin bahkan jatuh ke zona negatif pada minggu lalu.
"Kenaikan lebih lanjut dalam harga minyak mentah dapat mendorong penyulingan untuk memangkas produksi untuk mengelola neraca mereka," kata responden lain.
Eksportir bahan bakar utama Asia asal Taiwan, Formosa Petrochemical Corp, dapat mengurangi tingkat operasi di unit perengkahan katalitik cairan residu (RFCC), yang sekarang beroperasi pada kapasitas penuh, sebesar 5 persen dalam beberapa minggu mendatang.
Baca juga: Harga Minyak Dunia Mengalami Kenaikan saat Stok Minyak Mentah AS Mulai Menurun
China sebagai importir minyak utama dunia, saat ini sedang menjalani putaran lockdown parsial di seluruh negeri, sehingga membatasi konsumsi bahan bakar.
Namun pasar bahan bakar berharap naiknya permintaan dalam beberapa bulan mendatang karena Beijing menjanjikan lebih banyak stimulus untuk meningkatkan pertumbuhan ekonominya.
Salah satu responden yang disurvei Reuters, juga memperkirakan kesenjangan harga antara kelas Arab Light dan Arab Heavy sedikit menyempit menyusul peningkatan margin bahan bakar minyak.
Bulan lalu, kesenjangan harga light-heavy berada di 4 dolar AS per barel, yang menjadi level tertingginya sejak Oktober 2014.
OSP minyak mentah Arab Saudi menetapkan tren untuk harga minyak Iran, Kuwait, dan Irak, sehingga mempengaruhi sekitar 9 juta barel per hari minyak mentah yang menuju Asia.
Aramco kemungkinan akan merilis harga bulanan setelah pertemuan antara Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) pada 3 Agustus mendatang.
Baca juga: Rusia Pangkas Diskon, Harga Minyak Mentah Dipatok Naik ke 60 Dolar AS Per Barel
Pejabat Aramco tidak memberikan komentar mengenai OSP bulanan karena adanya kebijakan Arab Saudi terkait hal ini.