Menko Airlangga: Fundamental Ekonomi Lebih Baik, Indonesia Tidak Akan Alami Resesi
Dengan pertumbuhan ekonomi 5,01 persen, perekonomian Indonesia relatif lebih baik dibandingkan negara-negara lain dan terhindar dari risiko resesi.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
Edy mengatakan, sejak awal Jokowi menjaga keseimbangan antara aspek kesehatan dan ekonomi dalam penanganan Covid-19, dengan pendekatan kebijakan gas dan rem.
Walaupun awalnya kebijakan ini banyak dikritik, namun strategi ini telah berhasil membawa ekonomi Indonesia tumbuh dan pulih. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan pertama tahun ini tercatat 5,01 persen secara year-on-year.
Menurut Edy, pemerintah juga sangat konsisten dalam mengendalikan inflasi, yang dilakukan dari dua sisi yakni kebijakan moneter dan kebijakan fiskal.
Bank Indonesia (BI) yang berwenang dalam kebijakan moneter, sampai saat ini masih mempertahankan suku bunga acuan. Namun BI menaikkan Giro Wajib Minimum (GWM) agar jumlah uang yang beredar tidak terlalu besar sehingga inflasi menjadi terkendali.
Dari sisi fiskal, pemerintah Indonesia berusaha untuk mempertahankan harga pangan dan energi, dengan menambah anggaran subsidi dan kompensasi untuk energi baik BBM, listrik dan LPG.
Selain itu, pemerintah Indonesia juga konsisten melaksanakan program perlindungan sosial untuk menjaga daya beli kelompok kurang mampu di tengah kecenderungan kenaikan harga barang dan jasa.
Namun pemerintah masih memiliki PR untuk menurunkan angka pengangguran baik melalui pertumbuhan ekonomi atau melaksanakan berbagai pelatihan untuk calon pekerja.