Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Cerita Inspiratif Yuita Kembangkan Bisnis Tenun Ulos hingga Ikut Berdayakan Masyarakat Sekitar

Dosmaida berhasil memiliki rumah produksi kain ulos bahkan memberdayakan masyarakat di sekitar tempat tinggalnya.

zoom-in Cerita Inspiratif Yuita Kembangkan Bisnis Tenun Ulos hingga Ikut Berdayakan Masyarakat Sekitar
ISTIMEWA
Dosmaida, pengrajin ulos batak. 

TRIBUNNEWS.COM - Ulos, kain tenun khas Batak, merupakan benda sakral serta simbol restu, kasih sayang, dan persatuan bagi budaya Batak.

Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, warisan budaya ini kian terlupakan. Terutama bagi orang Batak yang merantau ke belahan pulau lain.

Untuk itulah, Dosmaida, yang sempat merantau ke Bandung untuk menjalani usaha kecil, pulang kampung ke desanya, Desa Sialanguan di Samosir, Sumatera Barat, untuk menjadi pengrajin ulos dengan nama usaha 3G Pande Uiis Karo.

Tak hanya itu, ia juga memiliki rumah produksi dan memberdayakan masyarakat di sekitar tempat tinggalnya.

Dosmaida bercerita, awalnya setelah pulang dari Kota Bandung, dia melihat tetangganya di Desa Sialanguan sedang menenun kain ulos dan tertarik untuk mempelajarinya.

Namun, langkah Dosmaida dan suami tidak mudah, karena sang tetangga menolak mengajarinya.

“Saya kepikiran bagaimana caranya bikin ulos. Awalnya langsung minta diajari tetangga, tapi dia kurang berkenan dan menolak. Kecewa sih, tapi tidak mau larut dalam kekecewaan. Saya bersama suami mencari cara untuk tetap belajar bertenun ulos dan mencari pelatihan,” ucapnya mengawali kisahnya.

BERITA REKOMENDASI

Dia juga menjelaskan, awal-awal belajar menenun, terdapat banyak kendala, baik itu benang putus, belum paham motifnya hingga penjualan pertamanya yang hanya berupa tiga set kain ulos. Bahkan dia dan suami sempat dikira maling karena hanya menjual tiga set kain ulos.

“Akhirnya saya dan suami menghasilkan tiga set kain ulos dan memasarkan ke Kabanjahe. Harusnya harga untuk satu set kain ulos itu Rp800.000, tapi pelanggan menawar Rp300.000 karena kita dikira maling. Karena memang tidak ada duit lagi, akhirnya saya sanggupi harga Rp300.000, jadi total Rp900.000,” cerita Dosmaida.

Memberdayakan masyarakat, lestarikan budaya

Dosmaida, pengrajin ulos batak.
Dosmaida, pengrajin ulos batak. (ISTIMEWA)

Sejak itu, usaha Dosmaida secara perlahan mulai meningkat dari jumlah pesanan, sehingga profitnya ikut melonjak. Perempuan Batak itu juga menceritakan caranya untuk menjaga pelanggan agar terus memesan produknya.

“Tentu saja, kita harus menjaga pelanggan. Misalnya, pelanggan minta 20 pcs untuk sebulan, tapi seminggu sebelum tanggal yang ditentukan sudah jadi semua. Jangan sampai mengecewakan pelanggan. Menjaga kualitas produk juga penting, seperti memeriksa seperti segi motif apakah teratur, dari segi warna harus lebih cantik dan menarik,” ungkap Dosmaida.


Lewat usahanya tersebut, Dosmaida juga turut memberdayakan masyarakat sekitar, baik itu ibu-ibu atau bapak-bapak untuk ikut berkarya.

Menariknya, ia juga mengajak ibu-ibu yang biasanya pergi ke ladang untuk belajar bersama, dengan motivasi berupa upah. Cara tersebut ia tempuh bercermin dari pengalaman pahitnya yang pernah ditolak tetangga saat meminta untuk diajari menenun.

Dosmaida juga menegaskan, pelatihan dan pengajaran kepada masyarakat sekitar yang dia lakukan itu juga bertujuan untuk menjaga tradisi Batak. Kain ulos yang berkualitas dan senantiasa diproduksi di masyarakat tentu akan memperbesar aksesibilitas

Belajar mengoptimalkan internet dan media sosial

Dengan usaha yang makin maju, dengan alat-alat produksi yang makin melimpah, serta karyawan yang sudah puluhan, Dosmaida menceritakan bagaimana dirinya memaksimalkan penggunaan internet dan media sosial untuk mengembangkan usahanya.

“Jadi, kita itu harus dipaksa tahu menggunakan internet dan sosial media dialihkan untuk pemasaran produk-produk saya. Kebetulan, ada Mantri Bank Rakyat Indonesia (BRI) dia mengajari saya mengoptimalkan sosial media untuk jualan saya,” cerita Dosmaida.

Mantri BRI Wilayah Samosir pun menjelaskan BRI berkomitmen untuk membantu UMKM, seperti usaha Dosmaida, agar terus bisa mengembangkan usahanya karena sangat membantu ekonomi masyarakat sekitar. Terlebih, usaha kain ulos Dosmaida ini memiliki kurang lebih 30 karyawan.

Penasaran dengan kisah perjalanan Dosmaida dalam mengembangkan usaha hingga bisa sukses seperti sekarang? Untuk kisah selengkapnya saksikan secara lengkap dalam Petualangan Brilian The Series Season 2: Episode 8 yang tayang di kanal YouTube Kompas TV.

Lewat season kedua ini, kisah Dosmaida merupakan salah satu kisah pelaku UMKM dalam membangun dan mengembangkan tradisi daerah asalnya melalui gagasan bisnis kreatif dan inspiratif, serta membagikan kiat-kiat sukses dalam mengembangkan potensi dari daerah asalnya demi menjaga tradisi turun temurun.     

Admin: Sponsored Content
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas