Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Miss Jenny Inclusive, Upaya Nendi Bangun Kemandirian Ekonomi Kelompok Rentan

Miss Jenny dibangun untuk memenuhi kebutuhan kawan-kawan komunitas, kelompok rentan, untuk survive di masa pandemi.

Penulis: Anniza Kemala
Editor: Firda Fitri Yanda
zoom-in Miss Jenny Inclusive, Upaya Nendi Bangun Kemandirian Ekonomi Kelompok Rentan
ISTIMEWA
Nendi, founder Miss Jenny Inclusive, yang memproduksi berbagai kreasi tote bag, pouch, dan clutch dari kanvas. 

TRIBUNNEWS.COM - Miss Jenny Inclusive bukan punya saya sendiri. Miss Jenny saya bangun untuk memenuhi kebutuhan kawan-kawan komunitas, kelompok rentan, untuk survive di masa pandemi. Membangun kesadaran mereka untuk mandiri secara ekonomi”.

Demikian pernyataan Nendi, founder Miss Jenny Inclusive, yang memproduksi berbagai kreasi tote bag, pouch, dan clutch dari kanvas.

Masa-masa awal pandemi, Maret 2020, membuat banyak orang terpuruk secara ekonomi.

Hal itu pula yang dilihat Nendi terjadi pada komunitas transpuan. Mereka mengalami kesulitan ekonomi akibat situasi pandemi Covid-19.

Dua tahun lalu, kata Nendi, banyak yang susah mendapatkan pemasukan.

“Saya mengajak kawan-kawan komunitas berwirausaha di masa Covid-19 untuk berinovasi dan memasarkannya secara online,” kata Nendi.

Produk yang mereka hasilkan adalah totebag multifungsi yang bisa digunakan untuk bekerja maupun berbelanja.

Berita Rekomendasi

Semuanya dilakukan secara otodidak, mulai dari belajar desain hingga menjahit.

Nendi menekankan, meski awalnya ia berjalan sendiri, kini banyak yang tertarik untuk belajar dan berkreasi di Miss Jenny Inclusive.

“Miss Jenny bukan punya saya sendiri. Saya membangunnya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi kawan-kawan komunitas rentan sehingga bisa survive di masa pandemi ini,” ujar dia.

Dengan modal sekitar Rp3 juta, Nendi menggunakannya untuk pengadaan mesin jahit dan bahan-bahan lainnya meski dalam jumlah minim.

Ia bersama teman-temannya belajar selama tiga bulan untuk membuat produk-produk tersebut.

Produk Miss Jenny Inclusive tidak hanya dipasarkan di sekitar Yogyakarta, tetapi juga ke berbagai daerah, hingga mancanegara.

Miss Jenny Inclusive mendapatkan pesanan kesekian kalinya dari seorang konsumen di Belanda.

“Dia tertarik dengan produk Miss Jenny Inclusive. Sebelumnya pernah pesan, sekarang pesan lagi 30 pcs totebag untuk bulan September,” kata Nendi.

Bagi Nendi, repeat order dari konsumen ini menunjukkan produk yang dihasilkan kelompok rentan ini diakui secara kualitas.

Hal ini menjadi penyemangat bagi Nendi dan kawan-kawannya.

“Karena mereka pasti melihat kualitasnya, kalau sampai mau memesan ulang,” ujarnya.

Terus belajar mengembangkan bisnis

Nendi punya keinginan dan impian besar bersama Miss Jenny Inclusive.

Hal inilah yang membuatnya tak cepat puas dan terus belajar untuk mengembangkan bisnisnya.

Ia mengikuti berbagai peluang yang membantunya menambah wawasan seputar bisnis, dengan bergabung menjadi UMKM binaan dan mengikuti sejumlah pelatihan yang digelar Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC) yang ditujukan untuk pendampingan UMKM.

Event pertama yang diikuti Nendi adalah kompetisi GenX tahun 2021 dan Tridaya pada 2022.

SETC merupakan program pengembangan UMKM dan pusat pelatihan kewirausahaan yang didirikan oleh PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) pada tahun 2007 melalui payung program Sampoerna Untuk Indonesia.

“Dari kompetisi GenX, kami diberikan coaching terkait dengan branding produk, bagaimana menjaga kualitas, dan yang lebih fokus terkait penjualan secara online. Mulai dari foto untuk produk. Waktu itu, saya didampingi seorang mentor. Sampai sekarang masih tetap berjalan,” cerita Nendi.

Menurut dia, program-program yang digagas SETC ini sangat bermanfaat bagi pelaku UMKM skala kecil untuk terus mengembangkan bisnisnya.

Dari berbagai pelatihan dan pendampingan itu, Nendi mengaku, mendapatkan pengetahuan tentang cara berbisnis yang baik, bagaimana meningkatkan skala penjualan offline dan online, dan berbagai hal terkait operasional usaha.

Tak hanya itu, SETC juga memfasilitasi para pelaku UMKM untuk mendapatkan Nomor Izin Berusaha.

Setelah memiliki Nomor Izin Berusaha (NIB), para pelaku UMKM termasuk Miss Jenny Inclusive, bisa mengikuti berbagai pameran.

“Kesempatan untuk berkembang dengan berkelanjutan semakin terbuka luas dengan adanya NIB. Jadi, kita mengelola bisnis dengan profesional, bukan asal-asalan,” ujar dia.

Ke depannya, ia berharap, keinginan awal membangun kemandirian ekonomi kelompok rentan melalui Miss Jenny Inclusive bisa terwujud dan terus berkelanjutan.

“Dengan relasi yang Sampoerna berikan kepada kami, kami yakin bisa terus berkembang. Dan bisa menginspirasi bagi komunitas-komunitas lain untuk berbisnis dan mengelola bisnis yang baik. Buat kawan-kawan yang sedang merintis, jangan patah semangat. Teruslah belajar, cari relasi. Yang pasti, bisa ikut link dan coaching Sampoerna sehingga kita bisa belajar mengembangkan bisnis secara berkelanjutan,” papar Nendi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas