Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Harga Kopra Anjlok, Ini Solusi dari Kementerian Pertanian

Koordinator Bidang Pemasaran Hasil Perkebunan Kementerian Pertanian Normansyah S. menerangkan, saat ini harga kopra mengikuti mekanisme pasar.

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Harga Kopra Anjlok, Ini Solusi dari Kementerian Pertanian
Sriwijaya Post/Sriwijaya Post/Syahrul Hidayat
Buruh Gudang Kopra sedang menjemur kopra di pinggir Sungai Musi. Kementerian Pertanian (Kementan) menawarkan beberapa solusi terkait turunnya harga kopra di Halmahera Utara, Maluku Utara. Diketahui, saat ini harga kopra hanya dihargai Rp 7.500 per kilogram. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) menawarkan beberapa solusi terkait turunnya harga kopra di Halmahera Utara, Maluku Utara. Diketahui, saat ini harga kopra hanya dihargai Rp 7.500 per kilogram.

Koordinator Bidang Pemasaran Hasil Perkebunan Kementerian Pertanian Normansyah S. menerangkan, saat ini harga kopra mengikuti mekanisme pasar.

"Harga memang masih fluktuatif tergantung dari pabrikan. Jadi menambah buruknya lagi ketika harga pupuknya naik. Tenaga panjat pohon juga jadi naik," ujar Normansyah saat dihubungi Tribunnews, Selasa (2/8/2022).

Baca juga: Apa Itu Kopra? Ini Penjelasannya Dilengkapi Tujuan dan Cara Membuat Kopra

Menurutnya, Kementerian Pertanian sedang menggiatkan program. Sebab, kelapa genjah pohonnya lebih pendek, dan buahnya lebih banyak.

"Kita sedang ada program kelapa genjah, memang beda, tapi kalau kelapa genjah ini buahnya banyak, pohonnya pendek dan memang sekarang peminatnya sedang tinggi," kata Normansyah.

Sedangkan, kopra sebagian besar di wilayah timur dihasilkan dari pohon kelapa yang tinggi-tinggi, dan memang harganya fluktuatif. Saat ini, ucap Normansyah, Kementan tengah melakukan berbagai upaya.

Berita Rekomendasi

"Termasuk peremajaan pohon kelapa, otomatis inputnya berkurang, beban di petani berkurang. Tapi memang ada masa tunggu yang kemudian jadi beban petani. Tapi itu bisa disiasati dengan tumpang sari alias intercroping, jadi bisa petani kelapa bercocok tanam juga misalnya cabai bawang, di sela-sela menunggu panen atau beternak sapi," imbuh Normansyah.

Normansyah berujar, Direktorat Pemasaran Hasil Perkebunan siap memberikan bantuan untuk alat pengolahan kopra. Sehingga, para petani kopra tak hanya menjual bahan mentah, tapi dalam bentuk olahan.

"Misalnya bentuk minyak, atau areng batok kelapa, kalau kopra kan hanya bahan mentah. Kami mendorong adanya nilai tambah untuk kopra. Itu bantuan-bantuan dari pemerintah," ujar Normansyah.

Kementan juga bisa memberikan bantuan berupa alat panen kopra, kemudian alat pengupas batok kelapa, alat-alat sederhana yang nantinya petani bisa tidak menjual hanya kopra.

Baca juga: Tol Laut Angkut Puluhan Kontainer Kopra dari Jailolo ke Pulau Jawa

"Cuma memang kalau memberi bantuan harus usulan dinas setempat. Misal dari ketua kelompok tani mengusulkan ke dinas, nanti kita fasilitasi," tuturnya.

"Kami juga diskusi bersama Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, memang ada beberapa titik di pelabuhan

Sebelumnya, kepada TribunTernate.com, Rahman salah seorang petani kelapa di Kecamatan Galela, Halmahera Utara menjelaskan harga kopra di gudang semula Rp 11 ribu per kilogram.

Akan tetapi harga itu tidak bertahan lama, dan sekarang ini harga kopra mengalami penurunan, hingga dijual Rp 7.500 per kilogram saja.

"Harga kopra sejak bulan Mei kemarin dari Rp 10 ribu per kilogram, perlahan turun sampai diharga sekarang Rp 7 ribu per kilogram, " tuturnya.

Katanya, harga kopra kembali mengalami penurunan, dan kali ini turunnya cukup drastis. "Tong (kami) petani, kalau harga kopra turun, harus pasrah," keluhnya.

Lanjut Rahman, produksi kopra di Kecamatan Galela melimpah, namun harga kopra tidak berbanding lurus. Petani belum mengetahui, penyebab turunnya harga kopra di Halmahera Utara.

"Padahal, kopra di Kecamatan Galela produksinya melimpah, tapi harga malah turun, jadi kami pasrah saja, "imbuhnya.

Baca juga: Kapal AL Jepang Selamatkan 3 Anak Buah Kapal Pengangkut Kopra Indonesia di Maluku

Menurutnya, turunnya harga kopra diangka Rp 7 ribu per kilogram, tetapi harga panjat pohon kelapa tidak turun.

"Bayangkan, harga kopra turun, tapi harga panjat tidak turun, bagaimana kita bisa hidup, "keluhnya.

Rahman membeberkan, biaya produksi kopra mulai dari menebang rumput di kebun, biaya panjat pohon kelapa sampai hasil produksi menjadi kopra hitam cukup mahal. Di mana lokasi kebun kelapa mlikinya sekitar 5 hektar, di dalamnya terdapat 700 pohon kelapa. Rahman menghabiskan biaya sebesar mendekati Rp 10 juta.

"Kalau di hitung, biaya produksi kerja dan harga jual tidak sebanding, "akunya.

Yang mana proses produksi kopra, memakan waktu cukup lama. "Kalau kita kerja kopra, mulai dari awal sampai menjadi kopra hitam, memakan waktu lama," jelasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas