Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, di tengah tingginya inflasi, Bank Sentral India tetap mempertahankan sikap yang mereka miliki.

Bank Sentral India berjanji untuk mengembalikan biaya pinjaman ke tingkat pra pandemi dan melakukan apapun untuk membawa inflasi, kembali kepada target mereka.

"Tampaknya mulai bertambah satu lagi Bank Sentral yang dibutakan oleh inflasi. Rasa rasanya mungkin seperti jatuh cinta, alhasil imbal hasil obligasi mengalami kenaikkan, begitupun dengan rupee," ujar Nico dalam risetnya, Selasa (9/8/2022).

Baca juga: YLKI Menduga Wabah Penyakit Mulut dan Kuku Muncul Akibat Pemerintah Impor Sapi dari India

Sebelumnya, komentar Gubernur Shaktikanta Das pada hari Jumat kemarin juga menjadi sebuah pembuktikan, bahwa Bank Sentral India tidak segan untuk kembali menaikkan tingkat suku bunga mereka, dari sebelumnya 4,9 persen menjadi 5,4 persen.

Kenaikkan suku bunga Bank Sentral India ini di atas dari para proyeksi yang memperkirakan kenaikkan hanya sampai 5,25 persen saja.

Menurut Nico, ini merupakan langkah besar Bank Sentral India, dan komitmen mereka untuk dapat mengendalikan inflasi, dan mengorbankan pertumbuhan ekonomi yang mereka miliki.

Komite memilih untuk melakukan cara ini bahkan dengan suara bulat untuk dapat mempertahankan prinsip dan komitmennya untuk dapat membantu membawa inflasi kembali ke dalam kisaran target 2 persen hingga 6 persen.

"Sembari mendukung pertumbuhan ekonomi yang mereka harapkan. Bank Sentral India sendiri memperkirakan bahwa inflasi akan berada di 6,7 persen, dengan tingkat pertumbuhan ekonomi di 7,2 persen," pungkas Nico.