Lewat Surat, Ratusan Ekonom Ingatkan Kongres AS, Ingatkan RUU Pajak dan Energi Bisa Perparah Inflasi
Ratusan ekonom memperingatkan DPR dan Senat Amerika Serikat bahwa Rancangan Undang-Undang (RUU) yang diusulkan Pemerintah AS dapat memperparah inflasi
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Sebanyak 230 ekonom menulis surat kepada DPR dan Senat Amerika Serikat memperingatkan bahwa Rancangan Undang-Undang (RUU) yang diusulkan Pemerintah AS dapat memperparah inflasi di negara tersebut.
Pekan lalu, Partai Demokrat AS meluncurkan undang-undang iklim dan perawatan kesehatan yang disebut "Undang-Undang Pengurangan Inflasi". Ada banyak perdebatan mengenai kebijakan yang diusulkan ini.
Melansir dari Bitcoin News, inflasi AS pada bulan Juni kembali melejit sebesar 9,1 persen, mencapai rekor tertinggi dalam 41 tahun terakhir, sehingga mendorong Federal Reserve AS (The Fed) untuk menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin.
Di tengah perang Ukraina-Rusia, ketegangan antara China dan Taiwan, serta ekonomi global yang suram, Partai Demokrat AS memperkenalkan undang-undang baru untuk mengatasi perubahan iklim dan perawatan kesehatan yang disebut "Undang-Undang Pengurangan Inflasi".
Paket Undang-Undang Pengurangan Inflasi senilai 739 miliar dolar AS ini baru mendapat lampu hijau dari politisi AS Joe Manchin dan Chuck Schumer.
Baca juga: Inflasi AS Berlanjut, The Fed Diprediksi Akan Kerek Lagi Suku Bunga di Atas 4 Persen
Senator Demokrat Arizona Kyrsten Sinema adalah yang terakhir menunjukkan dukungan pada undang-undang ini.
Setelah undang-undang itu terungkap, 230 ekonom menulis surat yang ditujukan kepada Ketua DPR AS Nancy Pelosi dan anggota Senat AS termasuk Chuck Schumer, Mitch McConnell, dan Kevin McCarthy, untuk memperingatkan mereka bahwa RUU itu dapat memperparah inflasi.
"Pada saat ekonomi sudah menghadapi ketidakseimbangan pasokan/permintaan, efek sisa dari stimulus, kekurangan tenaga kerja, dan gangguan rantai pasokan, RUU ini akan menambah daripada meringankan banyak masalah ini," kata surat itu.
Baca juga: Inflasi AS Terus Melonjak, Ribuan Warga Rela Mengantre Demi Bantuan Pangan
Dalam surat tersebut, para ekonom menjelaskan usulan pengeluaran pemerintah sebesar 433 miliar dolar AS akan menambah tekanan inflasi karena dapat meningkatkan permintaan, sehingga membatasi pasokan yang sangat dibutuhkan sektor swasta.
"Secara khusus, usulan pengeluaran pemerintah senilai $433 miliar akan menciptakan tekanan inflasi langsung dengan meningkatkan permintaan, di mana kenaikan pajak sisi penawaran akan membatasi pasokan dengan menghambat investasi yang menguras sumber daya yang sangat dibutuhkan sektor swasta," ujar para ekonom dalam surat tersebut.
Baca juga: Menkeu Janet Yellen Peringatkan Tingginya Inflasi AS
Partai Demokrat AS dan kelompok advokasi pemanasan global, The 501(c)(3) Rewiring America telah mengklaim RUU ini dapat memerangi inflasi dan membantu warga AS untuk menghemat uang.
Namun banyak orang di situs Reddit mengungkapkan ketidaksetujuan mereka terhadap RUU ini. Seorang Redditor, pengguna yang terdaftar di situs Reddit, bahkan menyebut gerakan hijau adalah kegiatan yang merampas uang generasi saat ini.
"Seluruh gerakan hijau adalah perampasan uang untuk generasi ini," tulis Redditor tersebut.
Senator Partai Republik AS juga mengungkapkan Undang-Undang Pengurangan Inflasi yang dikenalkan Joe Manchin dan Chuck Schumer tidak akan mendapat daya tarik dari Partai Republik.
“Senator Joe Manchin, jika Anda berpikir Anda akan mendapatkan 60 suara untuk mendapatkan pemanis yang tidak dapat dilakukan dalam rekonsiliasi, Anda perlu berpikir panjang dan keras tentang apa yang Anda lakukan,” ujar salah satu Senator Partai Republik AS, Lindsey Graham.