Wamen BUMN Pahala Mansury Dorong PT PIM Bangun Ketahanan Pangan dan Energi Nasional
Kementerian BUMN mendorong PT Pupuk Iskandar Muda (PT PIM) turut membangun ketahanan pangan dan ketahanan energi nasional.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury mendorong PT Pupuk Iskandar Muda (PT PIM) turut membangun ketahanan pangan dan ketahanan energi nasional.
Upaya yang dilakukan mulai dari pengembangan pabrik NPK dan pengembangan Green Industry Cluster (GIC) atau Klaster Industri Hijau.
Pahala berharap PT PIM yang merupakan anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero) dapat meningkatkan kapasitas produksinya, antara lain melalui pembangunan pabrik NPK berkapasitas 500 ribu ton per tahun dan reaktivasi pabrik urea PIM-1.
Baca juga: Atasi Penghapusan Subsidi, Petrokimia Gresik Kenalkan Tiga Pupuk Baru
“Pabrik NPK ini harus bisa diselesaikan dan dikomersialisasikan pada bulan November atau Desember tahun ini”, tutur Pahala dalam kunjungan kerjanya dikutip Jumat (12/8/2022).
Menurutnya, penambahan kapasitas produksi NPK ini merupakan langkah besar untuk pengembangan PT PIM ke depan.
“Alhamdulillah, tadi saya dilaporkan Direksi PT PP, perkembangannya cukup baik dan penyelesaiannya bisa dicapai sekitar Bulan November”, tambahnya.
Lebih lanjut Pahala menyebutkan bahwa kebutuhan nasional pupuk NPK saat ini adalah sekitar 8 juta ton, sedangkan kapasitas produksi Pupuk Indonesia Grup adalah 3,4 juta ton.
“Tambahan kapasitas produksi sebesar 500 ribu ton ini tentunya berkontribusi signifikan terhadap pemenuhan kebutuhan pupuk NPK nasional”, tuturnya.
Baca juga: Fokus Pupuk Organik, KTNA Siap Bantu Kementan Sosialisasikan Permentan No 10 Tahun 2022
Ia juga menambahkan bahwa pabrik NPK ini nantinya harus didukung oleh pemenuhan feedstock atau bahan baku yang baik, terutama bahan baku potas atau kalium yang berasal dari Rusia.
Selain melalui pembangunan pabrik NPK baru, Pahala juga mendukung upaya PT PIM melakukan reaktivasi pabrik PIM-1. Reaktivasi ini diharapkan juga dapat menambah kapasitas produksi urea PT PIM.
Tantangan dalam melakukan reaktivasi ini adalah masih adanya kendala pasokan gas.
“Saat ini kita sedang menunggu bagaimana dapat memperoleh pasokan gas untuk reaktivasi PIM-1, dimana kita ketahui kebutuhannya adalah sekitar 55 MMSCFD. Jadi ini sedang kita upayakan dengan berkoordinasi dengan holding Pupuk Indonesia, juga Pertamina dan PGN”, tutur Pahala.
Lebih lanjut Pahala mengungkapkan bahwa dalam rangka ketahanan energi, Kementerian BUMN juga mempunyai inisiatif pengembangan Klaster Industri Hijau.