Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Ekonomi Memburuk, Laju Inflasi Thailand Diprediksi Terus Meningkat

Perlambatan ini terjadi setelah harga pangan dan energi di Thailand naik ke level tertinggi, akibat ketidakpastian pasar global.

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Ekonomi Memburuk, Laju Inflasi Thailand Diprediksi Terus Meningkat
ASEAN
Laju inflasi di Thailand melesat 7,66 persen, mencapai level tertinggi hampir 14 tahun. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, BANGKOK – Melonjaknya angka inflasi di Thailand membuat pertumbuhan ekonomi negeri gajah putih ini terus mencatatkan kemunduran selama kuartal kedua tahun 2022, sehingga laju inflasi pun diprediksi akan terus meningkat.

Menurut data yang dirilis Dewan Pembangunan Ekonomi dan Sosial Nasional (NESDC) pada Senin (15/8/2022), indeks produk domestik bruto (PDB) Thailand pada bulan April hingga Juni hanya tumbuh sebanyak 2,5 persen. Angka ini meleset jauh dari estimasi awal dimana saat itu PDB dipatok 3,1 persen.

Perlambatan ini terjadi setelah harga pangan dan energi di Thailand dipatok naik ke level tertinggi, akibat ketidakpastian pasar global imbas konflik Rusia dan Ukraina. Munculnya tekanan tersebut bahkan membuat laju inflasi di negara ini melesat 7,66 persen, mencapai level tertinggi hampir 14 tahun.

Baca juga: Pemeritah Perlu Antisipasi Gejolak Ekonomi Imbas Dinamika Politik AS dan Gelombang Kedua Covid-19

“Setiap intensifikasi perang di Ukraina tetap menjadi risiko utama bagi pemulihan Thailand,” kata sekretaris jenderal NESDC, Danucha Pichayanan.

Tak hanya lonjakan inflasi saja yang membuat ekonomi Thailand melemah, adanya penurunan nilai mata uang bath juga menjadi faktor pendukung lambatnya laju pertumbuhan di Thailand.

Bloomberg mencatat nilai mata uang Baht selama satu bulan terakhir telah mengalami penurunan sebanyak 0,5 persen, hingga membuat nilai Bath anjlok 35,516 terhadap dolar Amerika Serikat pada perdagangan Senin pagi.

Berita Rekomendasi

Kondisi ini bahkan telah memaksa Bank sentral Thailand untuk memperketat kebijakan moneternya pada pekan lalu, dengan menaikan suku bunga acuan seperempat poin agar laju inflasi dapat menjinak dan nilai baht bisa pulih melawan dolar AS.

Meski kebijakan ini diklaim bank sentral dapat memulihkan ekonomi Thailand, namun sejumlah ekonom menilai bahwa laju inflasi di negeri gajah putih ini akan terus berlanjut. Seiring dengan memanasnya hubungan geopolitik antara China dan Taiwan.

Ketergantungan Bangkok akan produk semikonduktor dari Taiwan membuat negara ini ikut terdampak ketegangan Beijing dengan Taipei. Thailand biasanya mengimpor 29 persen produk semikonduktor dari raksasa Tawan.

Namun setelah China menjatuhkan larangan impor bagi semua produk Taiwan, kini negara itu kesulitan untuk mengirimkan pasokan ekspor bagi negara – negara tetangga.

Alasan inilah yang membuat pendapatan di sektor otomotif dan elektronik Thailand ikut terpukul mundur di tengah perlambatan ekonomi. Apabila kondisi ini terus terjadi selama beberapa bulan kedepan, maka bisa dipastikan ekonomi Thailand dapat jatuh ke jurang resesi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas