Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Inflasi India di Bulan Juli Turun 6,71 Persen, Imbas dari Anjloknya Harga Beberapa Komoditas

Di sisi lain, Komite Kebijakan Moneter telah menaikkan suku bunga repo utama sebesar 140 basis poin sejak Mei, termasuk 50 bps bulan ini.

Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Inflasi India di Bulan Juli Turun 6,71 Persen, Imbas dari Anjloknya Harga Beberapa Komoditas
Dok Tribunnews.com
Ilustrasi lonjakan laju inflasi. Inflasi konsumen India untuk bulan Juli dilaporkan mengalami penurunan menjadi 6,71 persen. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo

TRIBUNNEWS.COM, NEW DELHI – Inflasi konsumen India untuk bulan Juli dilaporkan mengalami penurunan menjadi 6,71 persen.

Dikutip dari Reuters, Senin (15/8/2022) penurunan inflasi konsumen ini didorong oleh kenaikan yang lebih lambat pada harga makanan dan bahan bakar.

Data yang dirilis oleh Badan Statistik Nasional India pada hari Jumat (12/8), sedikit lebih rendah dari perkiraan 6,78 persen oleh para ekonom dalam jajak pendapat Reuters.

Para ekonom memperkirakan bahwa bank sentral India akan menaikkan suku bunga kebijakannya sebesar 25 basis poin bulan depan, karena inflasi kemungkinan akan tetap di atas batas toleransi sepanjang tahun kalender ini.

Baca juga: Kenaikan Tarif Ojol Bisa Dongkrak Inflasi Hingga 5,7 Persen

Seorang ekonom di Elara Capital, Garima Kapoor mengatakan bahwa penurunan harga komoditas global dan kembalinya investor asing ke pasar saham dapat memberikan kelonggaran kebijakan yang lebih besar kepada Komite Kebijakan Moneter (MPC) untuk melakukan kenaikan suku bunga yang kurang agresif.

"Kami memperkirakan MPC akan menaikkan suku bunga repo kebijakan 25 hingga 35 bps sebelum mereka berhenti untuk menilai dampak kenaikan 140 bps," katanya.

Berita Rekomendasi

Di sisi lain, Komite Kebijakan Moneter telah menaikkan suku bunga repo utama sebesar 140 basis poin sejak Mei, termasuk 50 bps bulan ini.

Selain itu, pemerintah juga memberlakukan pembatasan ekspor tanaman termasuk gandum dan gula sembari memotong pajak bahan bakar.

Pejabat pemerintah lalu memperkirakan bahwa penurunan harga bahan makanan seperti minyak nabati, sayuran dan kacang-kacangan, telah dibantu oleh curah hujan yang baik dan pembatasan ekspor biji-bijian baru-baru ini.

Inflasi makanan yang menyumbang hampir setengah dari keranjang Indeks Harga Konsumen (CPI) berada di angka 6,75 persen untuk bulan Juli.

Baca juga: Inflasi Pangan Meroket 10 Persen, Kamrussamad Desak BI dan Sri Mulyani Bertindak: Ini urusan Perut!

"Tekanan inflasi telah mereda," kata sumber pemerintah pada hari Kamis (11/8), menambahkan bahwa pemerintah dan bank sentral akan terus mengambil langkah-langkah untuk membawa inflasi ritel di bawah 6 persen.


Menurut data yang dirilis para ekonom, inflasi inti (tidak termasuk harga pangan dan energi yang bergejolak) diperkirakan sebesar 5,79 hingga 5,80 persen pada bulan Juli, lebih rendah dari perkiraan 5,96 hingga 6,2 persen pada bulan Juni.

Untuk output industri juga mengalami kenaikan 12,3 persen tahun ke tahun, yang sekaligus mencerminkan perluasan kegiatan ekonomi.

Secara terpisah, ekonomi India diperkirakan akan tumbuh lebih dari 7 persen pada tahun fiskal saat ini yang berakhir pada Maret 2023.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas