Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Analis Bilang Kenaikan Tarif Ojol Untungkan Emiten Transportasi

Rencana Pemerintah menaikkan tarif ojek online diyakini akan memberi dampak positif pada emiten di sektor transportasi.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Analis Bilang Kenaikan Tarif Ojol Untungkan Emiten Transportasi
Tribun Jabar/Nazmi A
Antrean pengemudi ojek online di McD Dago untuk membeli pesanan BTS Meal. Analis pasar modal berpendapat, rencana Pemerintah menaikkan tarif ojek online (ojol) akan memberi dampak positif pada emiten di sektor transportasi. 

Laporan Reporter Kontan, Nur Qolbi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Analis pasar modal berpendapat, rencana Pemerintah menaikkan tarif ojek online (ojol) akan memberi dampak positif pada emiten di sektor transportasi.

Analis Fundamental B-Trade Raditya Krisna Pradana mengatakan, jika tarif ojol naik akan memberi efek positif pada emiten transportasi darat seperti PT Blue Bird Tbk (BIRD), PT WEHA Transportasi Indonesia Tbk (WEHA), dan PT Eka Sari Lorena Transport Tbk (LRNA).

Alasannya, dengan tarif ojol yang naik, selisih antara tarif ojol dengan tarif taksi menjadi tipis sehingga menjadi sentimen positif, khususnya bagi BIRD.

Namun, perlu diingat bahwa ojol dan taksi mempunyai pangsa pasarnya masing-masing.

Dia menjelaskan, karena tarif ojol maupun taksi berbeda tipis, maka persaingan antar keduanya akan semakin kompetitif.

"Menurut saya, emiten yang memiliki diferensiasi atas layanannya yang akan mendapatkan pangsa pasar yang lebih besar," ucap Raditya saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (17/8/2022).

Berita Rekomendasi

Analis Samuel Sekuritas M. Farras Farhan menilai, rencana kenaikan tarif ojol tidak akan terlalu berefek signifikan ke kinerja perusahaan seperti GOTO.

Baca juga: Kenaikan Tarif Ojol Diundur, Berikut Waktu Penerapannya, Harganya Disarankan Sesuai dengan Daya Beli

Kenaikan tarif ini berpotensi meningkatkan pendapatan alias top line Gojek.

Namun, dari segi profitabilitas alias bottom line, GOTO masih dibebani dengan bisnis e-commerce Tokopedia dan GoTo Financial.

"Masalah terbesar itu di e-commerce Tokopedia dan GoTo Financial. Tokopedia punya komisi rate yang lebih rendah dibanding peers. Ini yang akan lebih signifikan mempengaruhi profitabilitas," kata Farras.

Terlebih lagi, secara keseluruhan, penyumbang terbesar Gross Merchandise Value (GMV) GOTO berasal dari Tokopedia dan GoTo Financial, bukan Gojek.

GMV merupakan nilai total barang dagangan yang dijual selama jangka waktu tertentu.

Baca juga: Menhub Diminta Pikir Ulang soal Kenaikan Tarif Ojol, Bahaya Mengintai Driver dan UMKM, Bisa Blunder

"Meski menjadi kontributor terbesar GMV, kinerja dari Tokopedia dan GoTo Financial masih berada di tahap awal, sedangkan ojol-nya malah sudah maju karena secara take rate sudah hampir sama dengan regional dan global," kata Farras.

Sebelumnya, Kementerian Perhubungan berencana menaikkan tarif ojek online (ojol) di kisaran 30 persen atau sekitar Rp 2.000-Rp 5.000.

Mulanya kebijakan baru ini akan diterapkan per 14 Agustus 2022, namun diundur menjadi 29 Agustus 2022.

Sumber: Kontan

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas