Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Harga Telur Ayam Naik Jadi Rp 32 Ribu Per Kg, Zulkifli Hasan : Tidak Seberapa Kok, Jangan Diributkan

Sejak beberapa minggu terakhir harga telur dari Rp 27.000 per kg, menuju Rp 29.000 kg, ke Rp 30.000 kg, bahkan sekarang sampai ke Rp 32.000 per kg.

Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Harga Telur Ayam Naik Jadi Rp 32 Ribu Per Kg, Zulkifli Hasan : Tidak Seberapa Kok, Jangan Diributkan
TRIBUNNEWS.COM/TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan meminta persoalan kenaikan harga telur ayam tidak perlu diributkan. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan angkat bicara terkait naiknya harga telur yang kini sudah tembus Rp 32.000 per kilogram.

Zulkifli menilai, kenaikan harga telur saat ini belum seberapa dan meminta masyarakat tidak meributkan hal tersebut.

"Oh itu (harga telur ayam naik) enggak seberapa kok. Jangan diributkan yah," ujar Zulkifli di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, yang dikutip dari Kompas.com, Selasa (23/8/2022).

Menyikapi hal tersebut, Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) menyayangkan pernyataan Zulkifli yang lebih mendorong tidak meributkan kenaikan harga telur, dibanding berupaya menurunkan harga.

Baca juga: Harga Telur Ayam di Ciamis Masih Bertahan Rp 32.000 Per Kg

"Persoalan telur ini sudah terjadi sejak beberapa minggu terakhir dari Rp 27.000 per kg, menuju Rp 29.000 kg, ke Rp 30.000 kg, bahkan sekarang sampai ke Rp 32.000 per kg," kata Ketua DPP Ikappi Abdullah Mansuri.

Menurutnya,harga telur ayam saat ini tertinggi dalam sejarah 5 tahun terakhir dan seharusnya persoalan di lapangan seperti pangan, petelur, distribusi menjadi masalah yang fokus diselesaikan Kementerian Perdagangan, bukan lari dari persoalan.

"Ikappi meminta kepada Kementerian Perdagangan untuk melakukan upaya-upaya lanjutan tidak hanya berstatement yang justru akan membuat kegaduhan," ujarnya.

Berita Rekomendasi

Ia meminta, Kemendag mengumpulkan peternak-peternak besar atau petelur-petelur besar dalam rangka mencari solusi, dan langkah apa yang harus di lakukan ke depan bukan justru menyampaikan bahwa supply berlebih dan tidak perlu diributkan.

"Ribut ini karena ada jeritan dari emak-emak yang terus mengalir kepada kami, sehingga kami mau tidak mau harus mendorong agar pemerintah mencarikan solusi," katanya.

"Telur adalah komoditas yang cukup besar permintaannya, jika tinggi harganya maka jadi masalah. Kami harapkan bisa menyelesaikan persoalan telur dalam waktu sesingkat-singkatnya," sambungnya. (Elsa Catriana/Kompas.com).

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas