Perkuat Bisnis, Perusahaan Elektronik Asal China Ini Berencana Bangun Pabrik di Indonesia
Indonesia menjadi pasar yang amat menarik bagi banyak perusahaan elektronik untuk menggarap pasar produk pendingin udara (AC).
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dengan iklim tropis yang cenderung panas, Indonesia menjadi pasar yang amat menarik bagi banyak perusahaan elektronik untuk menggarap pasar produk pendingin udara (AC).
Selain dikuasai oleh sejumlah brand Jepang, sejumlah merek dari China belakangan makin kuat merangsek ke pasar produk pendingin ruangan di Indonesia sejak beberapa tahun terakhir. Satu diantaranya adalah Midea.
"Beberapa tahun ke depan, kami ada rencana membangun pabrik di Indonesia untuk memproduksi AC untuk home product dan lini komersial," ungkap Jack Ding, Presiden Direktur Midea Electronics Indonesia di acara peluncuran Midea BreezeleSS+ baru-baru ini di Jakarta.
Baca juga: Ford Pangkas 3.000 Karyawan untuk Kejar Tesla di Bisnis Kendaraan Listrik
Dia menjelaskan, pabrik baru Midea yang akan dibangun di Indonesia akan memperkuat posisi Midea di pasar AC global. "Kami cukup kuat di R&D yang tersebar di China dan empat negara lainnya di luar negeri untuk menciptakan berbagai teknologi, kita memiliki 32 ribu hak paten," ujarnya.
Produk pendingin ruangan yang diproduksinya saat ini mencakup kebutuhan sektor komersial, perumahan, small office, resto dan kafe hingga shopping center atau pusat perbelanjaan.
Di Indonesia, Midea dipercaya memasok kebutuhan pendingin ruangan untuk sejumlah rumah sakit hingga pusat perbelanjaan dan kawasan industri.
Diantaranya, Bandung Hospital, Savero Hotel jakarta, Mal Kota Kasablanka, Morowali Industrial Park, Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) untuk Stasiun Halim.
Pihaknya kini sedang mengincar kebutuhan penyediaan AC ruangan untuk stasiun KCIC lainnya seperti Stasiun KCIC Tegar Alur dan Karawang.
Dimas Anugra, Product Manager RAC Midea Indonesia menjelaskan, pihaknya memasarkan AC inverter Midea BreezeleSS+ dengan harga harga eceran tertinggi Rp 7,5 juta dan Rp 6 jutaan untuk AC portable.
"Bisnis AC ini sangat besar. Di satu rumah kebutuhan AC-nya bisa pasang minimal 2 unit. Banyak AC imade in China yang mayoritas dibuat di perusahaan Midea. Kami melihat peluang besar untuk merebut pasar di Indonesia," bebernya.
Baca juga: Pasokan Chip Langka, Ford Jual SUV Explorer Tanpa Fitur Pemanas dan Pendingin Udara
Salah satu keunggulan teknologi untuk memenangi persaingan pasar adalah adanya double doorfin di unit indoor dan outdoor, daya voltase sekitar 360 watt untuk AC ukuran setengah PK.
Di produk AC jenis home product, Midea mengklaim memiliki market share 3 persen atau di peringkat 7. Sementara di produk LCC market share Midea mencapai 10 persen dengan produk portable sebagai pelopornya.
Di bisnis AC Tanah Air, Midea didukung layanan after sales yang terdiri dari 11 service center, 2 exclusive partner dengan cakupan pengguna terbanyak di Pulau Jawa Sumatera, Sulawesi, Kalimantan. Porsi penjualan kita masih lebih besar untuk RAC atau AC rumahan," ujarnya.
"Kami kuat karena sudah menjual AC sejak 1968. Kami posisikan diri sebagai AC specialist, didukung dari sisi teknologi dan factory. Bahkan banyak brand lain yang membeli produk dan part AC dari kami," ungkapnya.
Di daftar Fortune 500 tahun 2022, Midea berada di peringkat 245 perusahaan teratas di dunia. Hal ini ditopang oleh kinerja bisnis Midea yang meningkat performanya selama masa pandemi. Di bisnis globalnya, lini bisnis yang digarap mencakup smart home business, industrial technology, building technology, robotic dan digital innovation.