Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku Masih Terkendala Minimnya Jumlah Tenaga Kesehatan Hewan

Jumlah dokter hewan sangat tidak memadai untuk dapat merawat lebih dari 6.000 ekor sapi pada fasilitas yang luasnya 11.000 hektar.

Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku Masih Terkendala Minimnya Jumlah Tenaga Kesehatan Hewan
HO
Lokakarya yang mengusung tema “Membangun Sinergi Penerapan Manajemen Krisis untuk Mengatasi Penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku" 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Universitas Brawijaya dan U.S. Dairy Export Council (USDEC) berkolaborasi mengadakan lokakarya yang mengusung tema “Membangun Sinergi Penerapan Manajemen Krisis untuk Mengatasi Penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku".

Kegiatan ini dilakukan secara luring selama dua hari di KPSP Setia Kawan, Nangkojajar pada Senin, 22 Agustus 2022 dan di KUD Karang Ploso pada Selasa, (23/8/2022).

Sebagai penyelenggara kegiatan, Universitas Brawijaya bersyukur bahwa kerjasama penta helix antara berbagai pihak bisa terjalin.

“Kami bersyukur dengan terciptanya solidaritas antara pemerintah, akademisi, komunitas, bisnis, serta media untuk bersama-sama bangkit melawan wabah PMK yang saat ini sedang terjadi. Kami harapkan kerjasama ini bisa terus terjalin serta berkelanjutan dengan dukungan yang lebih besar lagi dari berbagai pihak,” kata Guru Besar Ilmu Gizi Ternak Ruminansia di Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB), Prof. Hendrawan Soetanto dikutip Rabu (24/8/2022).

Baca juga: YLKI Menduga Wabah Penyakit Mulut dan Kuku Muncul Akibat Pemerintah Impor Sapi dari India

Turut hadir dalam acara ini Kadisnak Kabupaten Pasuruan Diana Lukita Rahayu. Ia mengucap syukur karena hingga saat ini Kabupaten Pasuruan sudah menerima lebih dari 85.000 dosis vaksin yang sudah diberikan kepada 60 persen populasi sapi di wilayahnya.

“Alhamdulillah sejauh ini kami, kami sudah menerima lebih dari 85.000 dosis vaksin, bahkan kami juga sudah memulai vaksinasi kedua. Namun, tantangan terberat berikutnya adalah keterbatasan jumlah tenaga kesehatan hewan untuk melakukan vaksinasi. Di wilayah kami hanya terdapat 5 Puskeswan untuk mencakup 24 kecamatan, sehingga ini menjadi sebuah tantangan yang cukup berat," ucapnya.

Mengalami masalah yang serupa, Direktur PT BULS (Berdikari United Livestock), Irman Yasin Limpo yang turut hadir juga menyampaikan bahwa tenaga kesehatan hewan di Kabupaten Sidrap juga terbatas.

Berita Rekomendasi

“Jumlah dokter hewan sangatlah tidak memadai untuk dapat merawat lebih dari 6.000 ekor sapi pada fasilitas yang luasnya 11.000 hektar. Oleh karena itu kami juga menyerap tenaga dari SMK Peternakan dan juga veteriner lulusan universitas," katanya.

Mengenai hal ini, Ketua Umum DPP KNPI, Muhammad Ryano Panjaitan mengatakan bahwa kurangnya jumlah Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur patut untuk mendapatkan perhatian khusus, apalagi di tengah merebaknya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) saat ini.

Selain itu, Ryano juga mengatakan bahwa sejak awal merebaknya wabah PMK, ia telah mendengar dan menampung aspirasi dari berbagai pihak untuk kemudian menyampaikan rekomendasi/masukan kepada pemerintah.

Baca juga: Update Terkini Perkembangan Wabah PMK di Indonesia

Di sisi lain ia juga mengapresiasi pemerintah yang sejauh ini sudah berhasil menyediakan 7 juta vaksin PMK untuk didistribusikan kepada para peternak di berbagai wilayah di Indonesia.

Kepala BBIB Singosari, Kresno Suharto juga menyampaikan pesan dari Dirjen PKH Nasrullah bahwa program pertama yang dicanangkan oleh pemerintah adalah melakukan vaksinasi dengan target pengadaan sebanyak 29 juta dosis hingga akhir tahun ini. Kemudian pemerintah juga ingin proses produksi vaksin di Indonesia dapat dilakukan secara local.

“Pusvet sudah bisa produksi vaksin PMK local, Insya Allah bulan September atau Oktober sudah bisa launching,” ujarnya.

Dalam kegiatan lokakarya ini, Prof. Hendrawan megajarkan parat peternak cara membuat ramuan herbal untuk membantu meningkatkan imunitas hewan ternak, obat herbal untuk penyembuhan luka, serta mengajak para peternak untuk membudidayakan beberapa “Tanaman Ajaib” seperti Echinacea dan juga Moringa (kelor).

Baca juga: Satgas Optimis Akhir Tahun Wabah PMK Nol Kasus  

Selain itu, perwakilan Departemen Kimia Universitas Brawijaya, Dr. Arie Sri Hardiastuti
juga memperkenalkan manfaat eco-enzyme kepada para peternak serta mengajarkan cara pembuatannya kepada mereka.

Pada akhir acara, Universitas Brawijaya sebagai penyelenggara menyampaikan simbolis bantuan eco-enzyme kepada pimpinan koperasi yang kemudian diikuti oleh penyampaian simbolis bantuan desinfektan kepada pimpinan koperasi oleh Ketua Umum DPP KNPI Muh. Ryano Panjaitan. USDEC sebagai kolaborator kegiatan juga memberikan sertifikat apresiasi kepada pemateri serta kepada pihak-pihak yang ikut mendukung lancarnya kegiatan loka karya ini.

USDEC Country Manager for Indonesia, Arief Rashidi menyampaikan, sebagai organisasi nirlaba yang membawahi peternak, produsen, koperasi, serta trader susu di Amerika ia bahwa aksi solidaritas ini dapat mendapatkan dukungan yang lebih besar di kemudian hari.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas