Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Perdagangan Ammonia Dunia Capai 21 Juta Ton, Pupuk Indonesia Incar Jadi Pemain Utama

Namun pada tahun 2030, volume perdagangan ammonia untuk sumber energi diprediksi mencapai 30 juta ton.

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Perdagangan Ammonia Dunia Capai 21 Juta Ton, Pupuk Indonesia Incar Jadi Pemain Utama
TRIBUN JATIM/PURWANTO
Petani padi, Slamet (65) merawat tanaman padi menggunakan pupuk bersubsidi di lahannya di Desa Ngadilangkung, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis (21/7/2022). Kementerian Pertanian RI menegaskan langkah strategis menjaga ketersediaan, keterjangkauan, dan optimalisasi penyaluran pupuk bersubsidi untuk petani. Kementan mengeluarkan Permentan No. 10/2022 tentang Tata Cara Penetapan Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian. TRIBUN JATIM/PURWANTO 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Direktur Utama Pupuk Indonesia, Bakir Pasaman, menyebutkan bahwa volume perdagangan ammonia untuk saat ini mencapai 21 juta ton di seluruh dunia.

Namun pada tahun 2030, volume perdagangan ammonia untuk sumber energi diprediksi mencapai 30 juta ton.

Karena itu, ucap Bakir Pasaman, Pupuk Indonesia sedang menyiapkan diri menjadi pemain utama untuk blue ammonia dan green ammonia di Asia. Kedepan, kedua jenis ammonia ini akan sangat dibutuhkan untuk keperluan energi ramah lingkungan dunia.

"Jadi seluruh dunia mulai memikirkan untuk memproduksi, baik green maupun blue ammonia," ujar Bakir dalam webinar Sustainable Action for The Future Economy (SAFE) 2022 yang mengusung tema Industries Towards Net Zero, dikutip Rabu (24/8/2022).

Baca juga: Jadi Mitra BUMN Pupuk, Produk Petani Nanas di Subang Tembus Supermarket dan Pasar Online

Bakir menuturkan, pemanfaatan energi ramah lingkungan ini juga harus dioptimalkan kedepannya. Karena saat ini Pupuk Indonesia adalah pemain utama ammonia di Indonesia.

"Green energy ini yang sangat menarik, artinya sebagai pemain amoniak tentunya kita menjadi leading sector di Indonesia, atau di wilayah Asia sebagai produsen blue ammonia maupun green ammonia," ungkap Bakir.

Berita Rekomendasi

Selain berpotensi menjadi pemain utama di Asia, pengembangan blue dan green ammonia sebagai sumber energi ramah lingkungan, juga menjadi salah satu upaya perusahaan untuk mendukung target penurunan emisi karbon.

Untuk mewujudkan hal tersebut, Bakir menyebutkan bahwa Pupuk Indonesia sudah melakukan berbagai macam kerjasama. Selain itu, Pupuk Indonesia juga telah memiliki peta jalan atau roadmap, yang terdiri dari tiga tahap.

Pertama, tahap jangka pendek pada tahun 2023-2030. Pada tahap ini, Pupuk Indonesia mulai memanfaatkan sumber energi terbarukan, sekaligus mengurangi emisi.

Adapun sumber energi tersebut berasal dari hydropower yang diperoleh dari PLN. Sumber energi ini mulai menggantikan pemakaian minyak atau gas bumi sebagai sumber pembangkit listrik pada pabrik pupuk.

“Itu sudah ada di pabrik PT Pupuk Kujang dan Petrokimia Gresik. Tahun depan akan diterapkan mulai dari Pusri Palembang, Pupuk Kaltim, dan Pupuk Iskandar Muda. Ini yang bisa kita lakukan dalam short term,” jelas Bakir.

Baca juga: Atasi Penghapusan Subsidi, Petrokimia Gresik Kenalkan Tiga Pupuk Baru

Selain itu, Pupuk Indonesia juga akan melakukan revamping atau pengembangan pabrik pupuk untuk meningkatkan efisiensi energi dan penurunan emisi karbon, serta pengembangan green ammonia dengan memanfaatkan pabrik eksisting.

Tidak hanya itu, emisi kabron juga akan dimanfaatkan untuk pengembangan produk Soda Ash yang bermanfaat sebagai bahan baku bagi industri kaca, keramik, dan sebagainya.

“Kita coba memulai menghilangkan CO2 dengan mengkonversi ke dalam bentuk lain, misalnya soda ash yang bahan bakunya itu adalah carbon dioxide, ini bisa kita konversi menjadi soda ash dan bisa mengurangi emisi CO2, dan kita mengurangi energi yang berlebihan sehingga karbon yang dibuang menjadi lebih sedikit,” jelas Bakir.

Baca juga: Amerika Tepergok Impor 39 Ribu Ton Pupuk dari Rusia, Biden Mulai Melunak Terhadap Putin?

Selanjutnya, pada jangka menengah, yaitu pada periode 2030-2040. Pada tahap ini, Pupuk Indonesia mulai mengembangkan blue ammonia. Adapun karbon yang terbentuk dari proses produksi ammonia ini dapat diinjeksikan ke dalam tanah melalui Carbon Capture Storage (CCS).

Injeksi karbon ini akan lebih efisien jika dilakukan pada reservoir sumur minyak ataupun gas tua di Indonesia. Pupuk Indonesia sendiri sudah melakukan studi dengan sejumlah perusahaan dari Jepang untuk hal tersebut.

Strategi yang ketiga dilakukan pada periode 2040-2050 atau jangka panjang, Bakir mengungkapkan bahwa Pupuk Indonesia grup akan melakukan pengembangan pabrik baru green ammonia dengan skala komersil yang diproduksi menggunakan sumber energi terbaru seperti pembangkit tenaga air atau hydro power dan geothermal demi mewujudkan industri ramah lingkungan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas