Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Kemenkes Dorong Kemandirian Bahan Baku Alami untuk Industri Farmasi

Saat ini ketergantungan industri farmasi nasional terhadap bahan baku impor sangat besar sementara potensi bahan baku lokal sangat luas.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Kemenkes Dorong Kemandirian Bahan Baku Alami untuk Industri Farmasi
net/google
Saat ini ketergantungan industri farmasi nasional terhadap bahan baku impor sangat besar, sementara sumber bahan baku obat dari bahan alami lokal masih terbuka luas. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Kementerian Kesehatan mendorong penggunaan sumber daya hayati Indonesia potensial untuk industri farmasi dan selama ini belum dimanfaatkan sepenuhnya.

Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Dr. Dra. Lucia Rizka Andalusia, Apt, M.Pharm, MARS  mengatakan, saat ini ketergantungan industri farmasi nasional terhadap bahan baku impor sangat besar dan menjadi tantangan tersendiri dalam mencapai ketahanan kesehatan nasional.

Saat ini keragaman hayati tanaman, mikroorganisme, dan biota laut berkolerasi langsung dengan keragaman kimia yang memiliki potensi yang sangat besar bagi pengembangan obat.

“Hal ini diharapkan dapat menjadi peluang untuk mengurangi impor bahan baku dan menghasilkan substitusinya terutama bagi bahan baku natural asli Indonesia,” ujar Dirjen Dr Rizka pada pembukaan Business Matching di Bali, Rabu (24/8/2022) 

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah merintis pengembangan kemandirian bahan baku sediaan farmasi untuk mewujudkan kemandirian bahan baku natural. 

Baca juga: Jawa Tengah Kaya Bahan Baku Obat Modern Asli Indonesia, 35 Dinkes Dukung Penggunaannya di Faskes

Rintisan ini dilakukan melalui fasilitasi peralatan Pusat Pengolahan Pasca Panen Tanaman Obat (P4TO) sejak tahun 2012 dan Pusat Ekstrak Daerah (PED) kepada 3 daerah.

Berita Rekomendasi

Untuk mencapai tujuan tersebut, hari ini dilaksanakan ‘Business Matching P4TO-PED dengan Industri dan Usaha bidang obat tradisional dan kosmetika’.

Kegiatan ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan Kementerian Kesehatan dalam rangka mempertemukan lintas sektor meliputi industri sebagai produsen, akademisi sebagai sarana pusat penelitian, dan juga daerah penerima P4TO dan PED sebagai penyedia Bahan Baku Natural (BBN) terstandar agar dapat melakukan kerja sama yang potensial.

Baca juga: 95 persen Bahan Baku Obat Masih Impor, Erick Thohir Dorong Pengembangan Industri Obat Herbal

Diharapkan sinergitas lintas sektor dalam penyediaan bahan baku maupun produk yang terstandar untuk mendukung kemandirian bahan baku natural. Kemudian outcome dari kegiatan ini diharapkan adanya kerja sama antara P4TO dan PED dengan industri dan usaha bidang obat tradisional dan kosmetika dalam penyediaan BBN terstandar.

Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada akademisi, peneliti, Industri dan manufaktur bidang obat tradisional dan kosmetika, praktisi di fasilitas pelayanan kesehatan serta Pemangku kepentingan lintas sektor terkait.

Peserta yang terlibat dalam business matching ini antara lain adalah daerah penerima fasilitasi peralatan P4TO dan PED:

1. P4TO-PED B2P2TOOT Tawangmangu

2. P4TO-PED Kota Pekalongan

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas