Seperti Apa Kualitas Vape yang Banyak Diburu Konsumen? Ini Penjelasan Ketua Konvo
Menurut Hokkop, bagi banyak orang pula, rokok elektrik adalah jalan keluar bagi mereka untuk quit smoking alias berhenti dari rokok konvensional.
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sudah hampir bisa diketahui umum, perokok elektrik sebagian besar menginginkan sesuatu atau sensasi yang berbeda dari merokok konvensional.
Dengan dalih rokok elektrik lebih aman dibanding rokok tembakau, tentu konsumen menginginkan kualitas yang jelas dan tentu yang terbaik yang bisa ditawarkan industri ini.
“Fenomena rokok elektrik sebenarnya membantu orang banyak untuk beralih bahkan berhenti menghisap rokok tembakau. Namun secara bersamaan, konsumen rokok elektrik juga menuntut kualitas yang sepadan dengan risiko telah meninggalkan rokok konvensional tersebut, termasuk bagi yang hanya sekadar coba-coba sekalipun,” kata Hokkop, Ketua Komunitas Vape Berorganisasi (Konvo), Rabu (31/8/2022).
Baca juga: Potensi Pendapatan Pemerintah Disebut Bisa Lebih Tinggi Jika Terapkan Vape Closed System
Dengan kata lain, menurut dia, para vapers sekarang ini sudah semakin pintar dan teliti dalam memilih dan mengkonsumsi rokok elektriknya.
Lantas kualitas seperti apa sih yang diinginkan para konsumen dari produk ini.
“Yang pertama tentu dari device, sekarang sudah banyak pilihan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Kita semua tahu ada dua tipe vape yakni open dan closed system, meski begitu seluruh produsen device wajib menggunakan mesin dengan kualitas yang baik dan sesuai demi keamanan konsumen. Bahkan device dengan standar yang jelas akan menarik perhatian konsumen lebih lagi,” jelas Hokkop.
Unsur rokok elektrik bukan hanya devicenya saja, ada juga cairan elektrik atau e-liquid yang tidak dapat dipisahkan bahkan menjadi perhatian khusus bagi para penikmatnya.
Kandungan yang terdapat pada e-liquid ini sebenarnya secara garis besar sama, yang membedakan adalah kadar nikotin serta pilihan rasa. Pilihan rasa vape sendiri sangat beragam.
Ada yang creamy, buah-buahan, mint, kopi bahkan rasa susu. Biasanya, orang-orang tidak merasa terganggu dengan aroma vape tersebut, berbeda dengan aroma asap rokok yang kebanyakan mengganggu orang sekitar.
Menurut Hokkop, bagi banyak orang pula, rokok elektrik adalah jalan keluar bagi mereka untuk quit smoking alias berhenti dari rokok konvensional.
Baca juga: Teken Pakta Integritas, Asosiasi Vape Tak Akan Jual Produk ke Anak di Bawah 18 Tahun
"Oke lah, mungkin pertama kali masih agak susah untuk tidak memasukan e-liquid berunsur nikotin ke dalam vape nya.
Namun secara bertahap, Anda bisa menurunkan kadar nikotinnya hingga sama sekali tidak mengandung nikotin pada akhirnya," ujarnya.
Dengan penawaran bermacam-macam rasa e-liquid, bukan mustahil konsumen tidak sekadar mendapat pengalaman ber vape yang berbeda kualitasnya.
Lebih jauh, tekad berhenti dari kebiasaan merokok konvensional bisa tercapai dengan cara ini.