Sandiaga Uno Apresiasi Scarf Batik Lasem Jadi Cinderamata dalam TWG G20 di Bali
Hasil kolaborasi ini rencananya akan menjadi salah satu cinderamata bagi para Menteri Pariwisata dalam Tourism Working Group (TWG) di Bali
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Asia Pacific Rayon (APR) berkolaborasi dengan Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Universitas Kristen Maranatha, dan menggandeng pengrajin Batik Lasem dalam menghasilkan scarf atau syal yang tidak hanya fashionable, juga mendukung sustainable fashion.
Hasil kolaborasi ini rencananya akan menjadi salah satu cinderamata bagi para Menteri Pariwisata dalam Tourism Working Group (TWG) di Bali, yang menjadi rangkaian acara sebelum pelaksanaan G20 di Bali.
"Terima kasih banyak atas kolaborasi yang luar biasa. Temanya keberlanjutan dan ekonomi hijau, scarf-nya buat para istri Menteri Pariwisata (dari berbagai negara) yang hadir," ujar Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno saat menyaksikan penyerahan scarf di Gedung Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Senin (19/09/2022).
Baca juga: Dorong Produk Pelaku Ekonomi Kreatif Go Internasional, Sandiaga Uno Buat Konten Berbahasa Inggris
Sandiaga mengungkapkan, sebanyak 50 syal Batik Lasem akan diberikan kepada pasangan dari Menteri Pariwisata yang hadir di ajang G20.
"Ada 50 scarf Batik Lasem untuk para istri menteri, ada juga buat suami karena menterinya perempuan. Jadi, saya ucapkan terima kasih, temanya pulih bersama bangkit lebih perkasa," katanya.
Adapun dalam kolaborasi ini, APR menyediakan kain serat rayon kepada para pengrajin Batik Lasem, yang dikenal sebagai salah satu sentra batik terbaik di Jawa.
Pada tempat sama, Direktur APR Basrie Kamba menjelaskan, pengrajin Batik Lasem melakukan proses membatik di atas kain tersebut.
“Kolaborasi ini merupakan komitmen nyata APR dalam mendukung pemberdayaan wastra (kain tradisional) di Indonesia, yang juga sejalan dengan semangat kami untuk menggalakkan sustainable fashion di Indonesia,” pungkasnya.
Sebagai informasi, serat rayon yang dihasilkan APR bersifat renewable, biodegradable atau mudah terurai, dan dapat terlacak, yang membuat produksi kain APR mendukung fesyen yang berkelanjutan di Indonesia.
Dalam kolaborasi tersebut, pengrajin Lasem menggunakan pewarna alami yang dibuat dengan pencelupan warna alam ekstraksi tanaman Indigofera.
Baca juga: Sandiaga Uno Disebut Masih Setia dengan Prabowo Subianto
Selama ini, Batik Tulis Lasem terkenal dengan corak yang khas akan perbauran budaya peranakan dan Jawa.
Scarf tersebut memiliki corak Bunga Peoni, yang mendapat pengaruh dari budaya peranakan dan melambangkan harapan, kebahagiaan, kesehatan, dan kehormatan.
Aksen kupu-kupu pada bunga mengartikan hubungan symbiosis mutualisme yang saling menyokong.
Gaya Laseman tampil dengan isen-isen mendetail cucuk 7 yang mengitari nyuk 1 seperti komposisi bunga, diselingi dengan corak rangkaian latohan sebagai simbol lingkungan alam Lasem.
Perpaduan corak dalam komposisi lingkaran melambangkan kesempurnaan dan keseimbangan.