Asuransi Umum Mulai Lirik Bisnis Kendaraan Listrik
Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menyatakan bakal mendorong bisnis kendaraan listrik yang baru mulai tumbuh.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Industri kendaraan listrik kini mulai banyak yang melirik, asuransi pun mengincar ceruk bisnis ini.
Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menyatakan bakal mendorong bisnis kendaraan listrik yang baru mulai tumbuh.
Karena terbilang merupakan bisnis baru, Wakil Ketua AAUI Bidang Statistik dan Riset Trinita Situmeang mengatakan, proteksi dari kendaraan listrik masih menggunakan asuransi kendaraan bermotor.
Jadi industri belum memiliki data khusus terkait asuransi kendaraan listrik.
Baca juga: Antam Bentuk Anak Usaha Baru di Bisnis Baterai Kendaraan Listrik
Walau begitu, seiring dengan berjalannya waktu dan kesiapan dari industri, Trinita yakin industri bisa menangkap peluang dari asuransi kendaraan listrik seiring dengan semakin besarnya kendaraan listrik.
"Ketika kendaraan listrik sudah besar nanti dari industri diharapkan sudah ada data rincinya, karena untuk saat ini belum ada data yang bisa di split antara kendaraan listrik dan kendaraan konvensional," kata Trinita saat konferensi pers beberapa waktu lalu.
Wakil Ketua AAUI untuk Bidang Teknik 3 Delil Khairat menambahkan, bahwa industri asuransi optimis mengenai peluang dari kendaraan listrik, namun juga harus hati-hati karena risiko kendaraan listrik berbeda dari konvensional, sehingga cara cover dan juga harganya harus dipertimbangkan secara spesifik.
"Ke depan kami akan terus mencermati industri mobil listrik karena pemerintah punya rencana besar dalam hal supply baterai, dan kami berharap Indonesia bisa menjadi pemain penting dalam supply chain baterai," tutur Delil.
Salah satu pemain asuransi umum, PT Asuransi Simas Insurtech mengaku melihat hal ini sebagai peluang untuk pengembangan asuransi mobil bertenaga listrik.
Namun menurut CEO Simas Insurtech Teguh Aria Djana, tentu saja tetap harus memperhatikan regulasi-regulasi yang ada.
"Persiapannya tentu banyak karena melibatkan team underwriting dan juga klaim. Untuk penanganan klaim misalnya tentu harus menjajaki ketersediaan sparepart dan kualitas serta kemampuan dari bengkel rekanan juga. Untuk ini kita akan lakukan assessment dulu," kata Teguh.
Baca juga: Pabrik Baterai Kendaraan Listrik Bisa Kurangi Ketergantungan Impor
Kendati demikian, Teguh mengaku tidak memiliki strategi khusus dalam menangkap peluang dari asuransi kendaraan listrik, pihaknya hanya memaksimalkan jaringan distribusi yang ada.
Setali tiga uang, Presiden Direktur Aswata Christian Wirawan Wanandi juga mengungkapkan bahwa peluang untuk asuransi kendaraan bermotor akan lebih baik dengan adanya asuransi kendaraan listrik.
"Untuk rate premi masih sama, menggunakan tarif OJK," ujar Christian.
Dalam memanfaatkan peluang tersebut, perusahaan pun memiliki strategi khusus dengan melakukan pendekatan dan akan membuat produk EV dengan features-features yang menarik. (Selvi Mayasari/Noverius Laoli)