Tangani Persiapan IPO 4 Perusahaan, Satu Global Investama Bakal Lebih Agresif di 2023
Keberhasilan IPO ini ikut mendukung upaya BEI mendorong lebih banyak lagi perusahaan yang melantai di pasar modal melalui IPO.
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Perusahaan financial advisor dan investment PT Satu Global Investama (SGI) akan semakin agresif menggarap pasar modal Tanah Air di 2023 mendatang setelah menangani persiapan IPO 4 calon emiten yang akan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Bisnis SIG adalah memberikan pembiayaan pra-IPO hingga listing emiten di pasar modal.
mengadakan diskusi bersama rekan-rekan Media pada (21/9) bertempat di kantor SGI berlokasi di gedung Bursa Efek Indonesia. Dalam diskusi ini SGI mengangkat tema, “Strategi PT Satu Global Investama di Tahun 2023” yang dihadiri langsung oleh
Founder & CEO Satu Global Investama Calvin Lutvi dalam wawancara dengan Tribunnews di kantornya, Rabu 21 September 2022 mengatakan, hingga kuartal III 2022 ini SIG mengantarkan IPO satu calon emiten yang bergerak di bidang logistik dan transportasi batu bara dengan total kapitalisasi pasar (market cap) sebesar Rp2 triliun dan berhasil menghimpun dana IPO sebesar Rp179 miliar.
Baca juga: Satgas Waspada Investasi Buka Pos Pengaduan Masyarakat Korban Teror dan Intimidasi Pinjol
"Industrinya lagi menarik karema kita semua tahu coal lagi menarik harganya dan butuh kapal untuk mengangkut batubara," ujar Calvin.
Keberhasilan IPO ini ikut mendukung upaya BEI mendorong lebih banyak lagi perusahaan yang melantai di pasar modal melalui IPO.
Hingga September 2022 ini terdapat 44 perusahaan yang telah melakukan aksi korporasi dengan total dana yang dihimpun mencapai Rp21,8 triliun.
Calvin mengatakan, untuk tahun 2023 mendatang perusahaannya akan lebih agresif lagi menggarap perusahaan yang akan IPO. SIG sudah mengantongi empat calon emiten yang akan IPO dan sudah melakukan sign mandate.
Masing-masing adalah calon emiten yang bergerak di industri makanan dan minuman dengan kapitalisasi Rp 2,5 triliun, perusahaan IT dengan kapitalisasi pasar Rp 1,5 triliun, klub sepakbola terkenal dari Indonesia Timur dengan kapitalisasi pasar Rp 3 triliun.
Satu calon emiten lainnya bergerak di sektor peternakan dengan nilai kapitalisasi pasar Rp500 miliar. "Sudah sign mandat tapi masih merapikan accounting service-nya," ujar Calvin.
Calvin menjelaskan, perusahaan F&B yang ditangani persiapan IPO-nya akan mulai persiapan pada Desember 2022 ini dan dijadwalkan listing di BEI pada Juni atau Juli 2023.
"Perusahaan ini berbasis di Jakarta dan punya club di Bali serta punya beberapa restoran dan hotel di Jakarta serta sebuah klub non alkohol di Padang. Pemegang sahamnya beberapa ornag ternama. Listing-nya kita usahakan paling telat di Juli 2023," beber Calvin.
Baca juga: Investasi Surat Berharga Syariah Negara SR017 Lampaui Target Pemerintah Capai Rp22 Triliun Lebih
Untuk calon emiten perusahaan IT akan ditangani persiapan IPO-nya paling telat di April 2023. "Mereka memiliki kerjasama degan Facebook. Ini merupakan perusahaan payment gateway," bebernya.
Untuk perusahaan peternakan ayam yang juga akan IPO di 2023, nilai kapitalisasi pasarnya memang paling kecil, hanya sekitar Rp 500 miiliar. Angka tersebut mewakili n30 persen saham yang akan dilepas ke publik saat IPO. "Lokasi perernakan ayamnya di Pandeglang," kata Calvin.
Ada alasan tersendiri SIG tertarik membantu persiapan IPO perusahaan peternakan ayam ini. Salah satu alasan utamanya karena perusahaan tersebut bergerak di industri makanan.
"Karena ini consumer goods, investor asing suka dan ini produk bahan pangan yang dari semua ujung ke ujungnya bisa dijadikan uang. Owner-nya memiliki EPC contractor," bebernya.
Untuk tangani ipo kita tangani semua tapi jntjk masjk.duluan buat inves kita pilih ke 4 sektor tadi. Calvin menambahkan, dua perusahaan yang akan IPO dan ditangani SIG sudah masuk pipeline IPO di BEI.
"Kita perusahaan baru tapi sudah berani masuk menggarap biayai pre financing. Di Indonesia banyak perusahaan yang sebenarnya bisa IPO tapi tidak punya dana untuk melakukannya. Padahal Pemerintah support perusahaan-perusahaan kecil untuk berkembang di bursa," ungkapnya.
SIG pertama masuk di bisnis pembiayaan pra IPO pada 2019. Perjalanan bisnis yang dilalui selama beberapa tahun ini membuat SIG melakukan reposisi.
"Kita sekarang fokus lebih ke quality daripada quantity untuk perusahaan yang akan kita bantu persiapannya untuk IPO," ujarnya.
Dia menambahkan, ke depan perusahaannya akan selektif untuk IPO financing. "Kita pilih perusahaan yang bergerak di bidang IT, F&B dan logistik serta peternakan.
Paul Andreas, Managing Director SGI mengatakan, tahun depan SIG memang lebih selektif dalam memilih perusahaan yang akan dibiayai untuk IPO. "Bahkan kami turut ikut berinvestasi di dalam perusahaan tersebut," ujarnya.
Pada empat perusahaan yang telah masuk dalam daftar untuk mendapatkan IPO financing dari SIG, masing-masing perusahaan tersebut dinilai memiliki kualitas terbaik dari sisi fondasi perusahaan, manajemen, hingga perencanaan jangka panjang yang sangat baik untuk pengembangan perusahaan.
"Tahun 2023 jutaan investor bisa mulai melirik perusahaan yang akan kami bawa melantai di bursa yang bergerak di sektor F&B, IT, olahraga, dan peternakan,” ungkapnya.
Calvin menambahkan, pasar modal saat ini sedang tumbuh pesat dengan jumlah investor baru yang makin bertambah dan didominasi investor milenial.
"Investor ritel kita sekatang lebih banyak, lebih gila-gila naiknya. Jumlah investor jadi 9 juta dan didominasi milenial," ujarnya.
Dia menilai, hal tersebut ditunjang oleh regulasi yang semakin mendukung berkembangkan ekosistem pasar modal, kemudahan dalam pembukaan rekening investor baru serta nilai investasi awal di pasar modal yang kini tidak harus besar.
Dia menambahkan, selain bergerak di IPO financing, SIG juga bergerak di investasi pasar modal secara langsung dengan menggandeng fund manager dari berbagai negara.
"Untuk fund kita sudah jalin hubungan dengan beberapa fund di Amerika Serikat, Dubai dan Singapura. Kita akan tambah beberapa fund untuk masuk. Jadi bisnis kita tidak hanya di IPO financing saja."
"Kita lagi deal dengan fund dari Singapura. Kalau ini bisa deal, akan memperkuat kita untuk inves di banyak sektor. Dengan investor Singapura selama ini mereka sudah masuk tapi sifatnya masih case by case," ungkapnya.
Terkait kemudahan perusahaan yang akan IPO, Calvin mengatakan, regulasi dari bursa sekarang lebih ketat. Dulu kita bisa strategic listing 1 persen saja. Sekarang nggak bisa. Harus minimal 15 sampai 20 persen, dan seharusnya memang seperti itu. Perusahaan jadi benar-benar IPO," kata dia.
Calvin mengungkapkan, di bisnis IPO financing SIG berani bersaing demgan perusahaan perusahaan IPO advisory lainnya.
"Kita pelajari profil calon emiten yang akan IPO selama 2 minggu, kalau kita nyatakan oke, ya kita jalan. Kita bisa maintain sahamnya, kita promote ke investor asing. Kita punya stand by buyer-nya," kata Calvin.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.