Bank Indonesia Prediksi Inflasi September Tembus 1,1 Persen Secara Bulanan, Ini Penyebabnya
Bank Indonesia (BI) dalam laporannya menyebutkan, September 2022 diprediksi terjadi inflasi 1,1 persen secara bulanan
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Sanusi
Hasil survei terbaru Bank Indonesia (BI) menyatakan, inflasi di minggu ketiga September 2022 mencapai 5,89 persen secara year on year YoY.
Berdasarkan Survei Bank Indonesia, inflasi pada pekan ketiga bulan September 2022 berada di sekitar 5,89 persen year on year (yoy).
"Berdasarkan survei pemantauan harga, inflasi pada pekan ketiga September 2022 sudah naik menjadi 5,89 persen year on year," kata Gubernur BI Perry Warjiyo kepada media, Kamis (22/9/2022).
Perry mengatakan, peningkatan harga BBM ini mau tak mau akan menyundut inflasi. Dampaknya akan terasa dalam tiga bulan ke depan, dengan dampak yang paling terasa adalah pada bulan September 2022.
Kenaikan harga BBM pada bulan ini langsung mengerek inflasi harga diatur pemerintah (administered price) atau akan ada dampak langsung.
Selain itu, pemerintah juga mengerek tarif angkutan seiring peningkatan harga BBM, sehingga dampak tidak langsung (second round impact) juga berarti ada di September 2022.
Sedangkan hingga akhir tahun 2022, dampak yang akan dirasakan hanya second round impact.
Dengan demikian, diharapkan dampak inflasi dari peningkatan harga BBM ini akan berangsur turun hingga akhir tahun 2022.
"Setelah bulan-bulan itu, kenaikan inflasi tidak akan besar dan akan makin melandai. Harapannya, pada paruh kedua tahun 2023, inflasi akan kembali ke kisaran sasaran BI," tambah Perry.
Secara keseluruhan, peningkatan harga BBM ini akan menambah inflasi di sepanjang tahun 2022 sebesar 1,8 persen hingga 1,9 persen.
Dengan demikian, Perry memperkirakan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada akhir tahun 2022 akan lebih dari 6 persen yoy.