Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Harga Minyak Dunia Turun, Pengamat Energi Sebut Ada Kemungkinan Harga BBM Juga Ikutan Turun

harga minyak mentah berjangka Brent turun sebesar 4,3 dolar AS atau sekitar 4,8 persen sehingga harganya menjadi 86,15 dolar AS per barel.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Harga Minyak Dunia Turun, Pengamat Energi Sebut Ada Kemungkinan Harga BBM Juga Ikutan Turun
SURYA/PURWANTO
Petugas mengisikan BBM jenis Pertalite di SPBU Jalan Bandung, Kota Malang, Jawa Timur, usai Pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM), Sabtu (3/9/2022) siang. SPBU Jalan Bandung, Kota Malang, sempat menghentikan beberapa saat penjualanya sebelum Pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM. Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi mengumumkan kenaikan harga BBM yakni BBM jenis Pertalite dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter, Solar subsidi dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter, dan Pertamax dari Rp 12.500 per liter menjadi Rp 14.500 per liter yang mulai berlaku pada Sabtu (3/9) pukul 14.30 WIB. SURYA/PURWANTO 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Harga minyak mentah dunia terpantau mengalami penurunan sekitar 5 persen pada akhir pekan lalu, (23/9/2022).

Mengutip Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent turun sebesar 4,3 dolar AS atau sekitar 4,8 persen sehingga harganya menjadi 86,15 dolar AS per barel.

Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 4,75 dolar AS atau 5,7 persen menjadi 78,74 dolar AS per barel.

Pengamat Energi sekaligus Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan memandang adanya kemungkinan harga bahan bakar minyak (BBM).

Baca juga: Bantuan Langsung Tunai (BLT), Solusi di Tengah Kenaikan Harga BBM

Khususnya jenis BBM nonsubsidi seperti Pertamax Cs.

"Bagi Hilir saya kira ini menjadi kabar baik. Dengan penurunan yang cukup besar maka harga BBM non subsidi harus ada penyesuaian harga," ucap Mamit kepada Tribunnews, Senin (26/9/2022).

Berita Rekomendasi

"Karena sesuai dengan formulasi Keputusan Menteri ESDM 62/2020 hal ini sangat memungkinkan untuk dilakukan evaluasi harga," sambungnya.

Mamit melanjutkan, evaluasi harga nantinya ditentukan melalui perhitungan menggunakan rata-rata harga publikasi MOPS (Mean of Plats Singapore) atau Argus.

Baca juga: Kronologi Kecelakaan Maut Bus Restu Tabrak Belakang Truk Tangki BBM di Tol Pandaan

"Jadi harusnya nanti akan di rata-rata harga MOPS bulan Juli-Agustus dan September. Tapi mesti dingat, 3 bulan terakhir ini kurs mata uang rupiah terhadap dolar AS jg semakin tertekan. Hal ini menyebabkan biaya pokok produksi mengalami kenaikan juga," papar Mamit.

"Untuk BBM umum ini (Pertamax Cs) jika memang harga minyak naik maka harus naik. Jika turun ya harus turun," pungkasnya.

Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir juga sempat membuka kemungkinan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax bakal turun kembali.

Dirinya mengungkapkan, hal tersebut bisa saja terjadi jika harga minyak dunia juga mengalami penurunan.

Baca juga: Kenaikan Harga BBM Tidak Mempengaruhi Penjualan Rumah di Daerah Karawang

"Banyak yang bicara, nanti kalo harga minyak dunia turun gimana? Ya pastinya (harga BBM) turun," ucap Erick di Grha Pertamina, Jakarta, Rabu (7/9/2022).

"Harga minyak dunia mungkin sekarang 95 dolar AS per barel, kemudian nanti turun ke 75 dolar AS per barel. Berarti Pertamax akan harga pasar. Jadi bisa aja turun," sambungnya.

Namun, untuk BBM jenis Pertalite dan Solar, Erick menyebutkan bahwa mekanisme harganya akan berbeda.

Hal ini dikarenakan Pertalite dan Solar merupakan bagian dari BBM subsidi. Sehingga perhitungan harga jualnya berbeda-beda.

"Tapi apakah Solar dan Pertalite nanti akan harga pasar? Ya enggak bisa, itu (BBM) subsidi," papar Erick.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas