Presiden Jokowi Ingatkan Besarnya Potensi dan Peluang Sektor Pangan di Indonesia
Presiden Jokowi mengatakan bahwa ekonomi digital Indonesia memiliki potensi yang cukup besar.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Hasanudin Aco

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa ekonomi digital Indonesia memiliki potensi yang cukup besar.
Potensi tersebut dapat terus dikembangkan terutama dalam sektor pangan yang saat ini membuka peluang besar.
“Urusan pangan ke depan ini akan menajdi persoalan besar yang harus dipecahkan oleh teknologi dan itu adalah kesempatan, itu adalah peluang, itu adalah opportunity,” kata Presiden dalam pembukaan BUMN Startup Day 2022 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Kabupaten Tangerang, Senin (26/9/2022).
Baca juga: Jokowi: Potensi Ekonomi Digital Indonesia Besar, Pengguna Internet Capai 77 Persen
Saat ini, kata Presiden, jumlah startup di Indonesia masih di domanisi oleh teknologi keuangan dengan angka 23 persen dan retail 14 persen.
Sementara itu startup yang berhubungan dengan agrikultur baru 4 persen.
“Hati-hati ini ada kesempatan besar di situ. Karena di dalam urusan pangan itu ada yang namanya urusan produksi, ada yang namanya urusan distribusi, ada yang namanya urusan pasar. Di sini ada peluangnya semuanya. Urusan distribusi ada, urusan produksinya ada, urusan pasarnya ada, peluang semuanya,” katanya.
Sektor pangan, kata Presiden, bukan hanya berkaitan dengan beras saja.
Ada komoditas lain yang bisa dikembangkan mulai dari Sorgum, Porang, Sagu, Singkong, dan termasuk ragam sayur-sayuran.
“Sehingga ini menjadi sebuah peluang besar dan target konsumen dari petani di ladang, dari nelayan di lautan, sampai masuk melompat ke dapurnya ibu-ibu rumah tangga. Peluangnya sangat besar sekali,” tuturnya.
Peluang tersebut semakin besar karena masalah pangan kini menjadi perhatian dunia.
Telah terjadi krisis oangan di sejumlah negara akibat ketidakpastian global.
“Dan akibatnya kita tahu sekarang ini baru saja saya dapat angka 19.600 orang setiap hari mati kelaparan karena krisis pangan. Tapi itu dunia,” pungkasnya.