Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Krisis di Inggris Paksa Anak-anak Kunyah Karet Karena Tak Mampu Beli Makan Siang

Krisis biaya hidup yang mencekik membuat anak-anak di Inggris terpaksa mengunyah karet atau bersembunyi di taman bermain

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Krisis di Inggris Paksa Anak-anak Kunyah Karet Karena Tak Mampu Beli Makan Siang
freepik.com
Ilustrasi 

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Krisis biaya hidup yang mencekik membuat anak-anak di Inggris terpaksa mengunyah karet atau bersembunyi di taman bermain karena tidak mampu membeli makan siang.

Hal tersebut diungkapkan Persatuan Kepala Sekolah Inggris (NAHT), yang diperkuat oleh survei baru mengenai "kemiskinan pangan" di sekolah, yang diterbitkan badan amal Chefs in Schools.

“Kami mendengar tentang anak-anak yang sangat lapar sehingga mereka makan karet di sekolah. Anak-anak datang karena belum makan apa pun sejak makan siang sehari sebelumnya. Pemerintah harus melakukan sesuatu,” kata kepala eksekutif Chefs in Schools, Naomi Duncan.

Badan amal yang melatih koki untuk bekerja di dapur sekolah ini mengungkapkan banyak sekolah di Inggris melihat kejadian yang "memilukan" pada anak-anak yang kelaparan. Tagihan energi yang besar memaksa banyak keluarga di negara itu harus memilih antara menyalakan pemanas atau membeli makanan.

Baca juga: Harga Energi Meroket, Jerman Terancam Krisis Tisu Toilet

Dikutip dari The Guardian, salah satu sekolah di Lewisham, London tenggara, menceritakan kepada Chefs in School mengenai seorang anak yang "berpura-pura makan dari kotak makan yang kosong". Sekolah tersebut tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan makanan sekolah gratis dan anak itu tidak ingin teman-temannya tahu bahwa tidak ada makanan di rumahnya.

Badan amal itu juga mengatakan, mereka berjuang untuk mengatasi permintaan baru dari keluarga yang tidak mampu memberi makan anak-anak mereka.

Di Inggris, sekolah untuk anak-anak menyediakan makanan sekolah gratis hingga tahun kedua. Namun hanya anak-anak yang orang tuanya berpenghasilan kurang dari 7.400 pound per tahun yang memenuhi syarat untuk mendapat makanan gratis di sekolah, dan ada sekitar 800.000 anak miskin yang tidak masuk ke daftar penerima makanan gratis itu, kata Kelompok Aksi Kemiskinan Anak.

Berita Rekomendasi

Banyak sekolah di Inggris yang bekerja sama dengan Chefs in School, mengeluarkan anggaran besar untuk memberi makan anak-anak yang tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan makanan sekolah gratis.

“Ini benar-benar memilukan bagi koki kami. Mereka secara aktif keluar dan mencari anak-anak yang bersembunyi di taman bermain karena mereka pikir mereka tidak bisa mendapatkan makanan, dan memberi mereka makan," ujar Duncan.

Duncan mengungkapkan, survei menunjukkan guru-guru membeli pemanggang roti sehingga mereka dapat membagikan sarapan kepada anak-anak yang kelaparan, agar konsentrasi belajar mereka tetap terjaga.

Presiden NAHT, Paul Gosling mengharapkan agar pemerintah Inggris tidak "memalingkan wajah" dan tidak menyerahkan sepenuhnya masalah ini kepada pihak sekolah. Tagihan energi yang besar dan kenaikan gaji guru yang tidak didanai, mendorong ratusan sekolah ke dalam defisit, tambah Gosling.

Baca juga: Jerman Sita Perusahaan Minyak Rusia, Rosneft: Ini Tindakan Ilegal

“Pemerintah tahu bahwa ketika anak-anak muncul di pagi hari dalam keadaan lapar dan kedinginan, sekolah akan turun tangan dan membantu. Tetapi tidak benar bahwa itu diserahkan kepada kami tanpa dukungan tambahan,” ujarnya.

Para kepala sekolah menyambut baik pengumuman pemerintah pada minggu lalu, bahwa listrik dan gas di sekolah akan dibatasi pada harga yang lebih rendah. Sekolah nantinya akan dikenakan 4.000 pound per bulan untuk biaya energi, dari sebelumnya 10.000 pound per bulan.

Namun mereka juga cemas, batas harga tersebut hanya ditawarkan selama enam bulan, dan memperingatkan banyak sekolah masih memiliki tagihan energi yang jauh lebih tinggi daripada yang dianggarkan.

Craig Johnson, pendiri Launch Foods, sebuah badan amal di Glasgow, Skotlandia, yang menyediakan makan siang gratis untuk 300 anak sekolah setiap hari, mengatakan orang-orang berbicara tentang krisis yang mendekat, namun "sebenarnya sudah ada krisis”.

Sementara pendiri Children with Voices, badan amal yang memberi makan keluarga di Hacknet London timur, Michelle Dornelly mengatakan pihaknya berjuang untuk mengatasi "tingkat kebutuhan yang berbeda".

Selain anak-anak yang tidur dalam keadaan lapar, Dornelly juga mengkhawatirkan kebutuhan lainnya bagi anak-anak seperti perlengkapan sekolah, sikat gigi hingga deodoran.

“Saya khawatir tentang anak-anak yang pergi ke sekolah tanpa pulpen, tanpa deodoran, tanpa sikat gigi. Semua itu mempengaruhi harga diri, dan kepercayaan diri mereka benar-benar lesu,” ungkap Michelle Dornelly.

Dornelly mengatakan badan amalnya tidak memiliki cukup ruangan penyimpanan atau lemari es. Dia berharap agar pemerintah Inggris dapat turun tangan mengenai masalah ini.

“Saya menyukai apa yang saya lakukan, tetapi saya merasa marah karena kami dibiarkan melakukan ini tanpa bantuan dari pemerintah. Anggota parlemen harus datang dan berjalan-jalan di Hackney dan mencari tahu apa yang sedang terjadi,” katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas